ResensiReview

Resensi Novel ‘Hujan’ Tere Liye : Persahabatan, Cinta, hingga Perpisahan

Judul Buku : Hujan

Penulis : Tere Liye

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Tebal :320 halaman

Terbit : Cetakan Pertama, Januari 2016

 

biem.co – Nama Tere Liye tentu tidak asing bagi para pecinta sastra, dengan 25 novel yang telah beliau tulis. Di tahun 2016 ini beliau kembali menerbitkan sebuah novel, tentang persahabatan, cinta, melupakan, dan perpisahan yang dirangkum dalam sebuah judul yaitu–Hujan. Berikut kami sampaikan ulasan tentang buku ini :

 

Ada apa gerangan tentang hujan?

 

Novel ini sebenarnya novel romansa dengan balutan science fiction. Hujan pun dibuka oleh keinginan Lail menghapus memorinya tentang seseorang, yang mana ia meminta bantuan Elijah. Kemudian Lail mengingat alasan kenapa ia harus menghapus memorinya tersebut, dan ia pun menceritakannya kepada Elijah.

 

Cerita dimulai pada saat Lail ingin berangkat sekolah, di tahun 2042. Saat breaking news tentang krisis air begitu mengkhawatirkan penduduk bumi. Lail, yang kala itu masih kecil, belum mengerti. Sampai akhirnya bencana itu terjadi. Bencana yang membuatnya menjadi anak yatim piatu.

 

Dan saat itulah ia bertemu Esok, pemuda baik hati yang menjadi sosok kakak untuk Lail. Lail dan Esok adalah anak-anak berbakat yang memiliki keterampilan.

 

Tere Liye mengisahkan kisah ini dengan begitu menyenangkan. Kita akan diajak berimajinasi tentang bumi di masa depan. Kita akan diajak bertualang bersama Lail dan Maryam, sahabat Lail dengan rambut kribo. Saat membaca buku ini saya pun ikut khawatir dengan hujan yang berbahaya. Saya ikut cemas memikirkan nasib Lail dan Esok. Saya ikut was-was dengan akhir cerita pasangan ini.

 

Dalam buku, Tere Liye begitu menjelaskan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam menata hati. Dan yang paling membuat saya ikut tenggelam dalam cerita ini adalah saat menuju akhir cerita. Syukurlah, saya begitu lega saat menamatkan novel ini.

 

Hujan sangat layak dibaca. Novel ini mengajarkan kita bagaimana harus berjuang. Bagaimana seharusnya manusia bersikap untuk terus melangkah, menghargai persahabatan, menghargai cinta, dan yang paling penting; bagaimana manusia seharusnya memiliki keikhlasan.

 

Mungkin sama seperti Lail, hujan memiliki melankoli atau kenangan tersendiri bagi kita.

 

Sahabat biem tertarik membacanya? Ah sepertinya sahabat sudah tidak sabar untuk mencari buku ini di toko. Segera ya. [*]

Editor: Esih Yuliasari

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button