Kabar

Pameran Permainan Tradisional, Menyelami Kegairahan Masa Kecil

JAKARTA, biem.co — Bentara Budaya Jakarta dan Gudang Dolanan Indonesia mengajak masyarakat menengok kembali permainan-permainan anak bertajuk “Menyelami Kegairahan Masa Kecil”. Perubahan zaman telah meminggirkan permainan tradisional anak dari ruang kehidupan hari ini. Boleh dikatakan permainan anak ini sebagai kekayaan budaya yang nyaris punah.

Pameran dan Gelar Permainan Tradisional ini dilaksanakan selama 7 hari mulai 22 Februari di Bentara Budaya Jakarta, pada kesempatan kali ini, kita dapat bernostalgia dengan melihat-lihat dan memainkan langsung permainan-permainan zaman dulu yang pernah kita mainkan di waktu kecil, seperti conglak, taplak gunung, gasing, dan sebagainya.

Endi Aras selaku penggerak pameran tersebut menjelaskan mengenai perkembangan anak-anak sekarang yang suka membeli mainan seharga ratusan ribu, sedangkan hal tersebut membuat berkurangnya kreativitas sang anak yang tidak tahu bagaimana pembuatan mainan tersebut, sedangkan kita bisa membuat sendiri dengan bahan apapun yang mampu menumbuhkan daya kreativitas yang tinggi. Apalagi dengan berkembangnya permainan digital membuat permainan-permainan tradisional ini hampir dilupakan anak-anak zaman sekarang.

Endi juga menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada masyarakat, “kami pada April mendatang rencananya akan tur 100 kota, se-Jawa dan Bali, jadi kami ingin memperkenalkan kembali, karena jika permainan ini hilang atau punah, itu bukan hanya permainannya tapi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti nilai kejujuran dan sportifitas pada aturan, nilai kebersamaan, dan kesederhanaan,” ujarnya pada wartawan biem.co baru-baru ini.


Tampak berbagai macam permainan tradisional dalam Pameran dan Gelar Permainan Tradisional.

Tur keliling akan dilaksanakan pada awal April di berbagai kota di Jawa dan Bali, dan Provinsi Banten menjadi tur pertama yang kemungkinan akan diawali di Tangerang Selatan. Kegiatan ini tidak hanya mengenalkan melalui sebuah pameran, melainkan juga ada panggung kesenian, lomba permainan, dan sebagainya. Pengunjung yang terlihat pun mencapai target sasaran, yaitu anak-anak kecil, banyak juga orang tua yang membawa anaknya ke pameran tersebut untuk mengingatkan kembali permainan-permainan tradisional.

Dalam kegiatan tersebut juga terdapat acara gelar permainan tradisional, yang dimana pengunjung bisa memperagakan permainan-permainan tradisional dari awal hingga akhir yang diarahkan oleh panitia, seperti contohnya permainan benteng.

Endi Aras sendiri juga sudah memperkenalkan gasing ke ranah internasional, seperti pada 2014 lalu, ia dan tim gasingnya mewakili Indonesia untuk mengikuti festival mini, Permainan Tradisional se-ASEAN di Brunei Darussalam. Pada 2015, Endi berkesempatan memperkenalkan gasing Indonesia di Jepang dalam rangka Jambore Internasional Pramuka se-Dunia. Pada akhir Juli 2016, Endi mewakili Indonesia mengenalkan gasing nusantara dengan mengadakan pameran, peragaan, dan atraksi gasing Indonesia di acara Indonesia Weekend pada 28 dan 29 Mei 2016 di Potters Field Park, London, Inggris. Sedangkan, pada 7-9 Oktober 2016 menggelar peragaan dan atraksi gasing nusantara di tengah ajang Tafisa World (Olimpiade Olahraga Tradisional se-Dunia) di Ancol-Jakarta, dalam kesempatan tersebut Gudang Dolanan Indonesia menampilkan gasing raksasa terbesar dan terberat sedunia. (uti)

Editor: Andri Firmansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button