biem.co — Ayam merupakan salah satu komoditi pangan yang paling diminati oleh berbagai macam kalangan dan usia. Namun ada satu jenis ayam yang menarik perhatian jika kita perhatikan, yaitu Ayam Ketawa. Ayam Ketawa sendiri berasal dari Sindrap, Sulawesi Selatan. Karena keunikaan suaranya yang menyerupai tertawanya manusia, maka pecinta Ayam Ketawa di Cilegon membenuk sebuah wadah bernama Komunitas Pecinta Ayam Ketawa (Kompak) Banten
Kompak Banten memiliki agenda pertemuan rutin dua kali sebulan, yaitu pada Minggu pertama di Krakatau Junction dan Minggu ketiga di Alun-alun Serang Barat. Pada pertemuan itu pula kadang dilakukan sesi diskusi tentang cara penanganan ayam yang sakit, cara untuk lebih menguatkan suara ketawa ayam, dan perawatan-perawatan terkait ayam lainnya.
Seekor Ayam Ketawa kualitas standar dihargai Rp300 ribu sampai Rp500 ribu, sementara dan untuk kualitas kontes bisa dihargai sampai Rp125 juta. Semakin sering ayam itu memenangkan kontes, maka semakin mahal pula harga yang ditawarakan.
Rojak selaku anggota Kompak Banten memberikan beberapa tips untuk memperindah suara Ayam Ketawa, di antaranya adalah sering mengganti pakan ayam, membersihkan kandang minimal satu minggu atau dua minggu sekali, memandikan ayam minimal satu minggu atau dua minggu sekali serta memberikan extra fooding seperti jangkrik atau belalang.
Kompak Banten sudah beberapa kali mengikuti Ajang Kontes Ayam Ketawa di berbagai daerah, seperti di Subang, Jakarta, dan kota lainnya. Baru-baru ini, tepatnya pada 17 September kemarin, Kompak Banten menggelar Kontes Regional Ayam Ketawa (Latpres) Banten di Cilegon.
Nah, bagi Anda para pencinta Ayam Ketawa atau Anda yang tertarik untuk bergabung, atau ingin tahun informasi lebih lanjut seputar Kompak Banten bisa mengunjungi akun facebook Kompak Banten. Selamat bergabung, ya! (dray)
Berita Terkait :
Sejak 2014, Komunitas Buka Mata Berikan Kepedulian Sosial Pendidikan di Banten
Indra Martha Rusmana: Mengintegrasi Kebahagiaan dengan Hidup Konsisten
Pertama di Banten! Festival Keraton Surosowan 2017 Siap Digelar
Mari Tinggalkan Jejak Intelektual Melalui Pembukuan dalam Festival Literasi Tangsel
