Oleh Jamil Abdul Aziz
Potret Pertemuan
pertemuan adalah bahasa lain dari hujan kata-kata
atau gerimis lengang yang diisi oleh perasaan
serta tuhan yang selalu menyaksikan kita
berjumpa
dengan wajah ceria
2016
Di tigapuluh bukit cahaya
Setelah kita sampai di tigapuluh bukit cahaya. Seribu malaikat meleleh jadi gerimis dan laut putih. Enam ribu kepak sayap, dititipkan pada punggung dan dada kita.
Ternyata, semuanya belum cukup sampai menerbangkan hati kita kepadanya. Belum sempurna menyampaikan rindu kita padanya.
Gerimis di langit berjatuhan mengalir ke kerongkongan. Mengental di dada
mencair jadi do’a. Tiga puluh bukit cahaya tenggelam dalam laut putih
Rindu kita padanya menjadi ombak menjadi gelombang yang menyeret seluruh kenangan dan menelan seluruh ingatan tentang setiap liku harapan dan setiap jengkal pendakian
Di tigapuluh bukit cahaya kita basah oleh gerimis. Rindu yang terserak menceburkan diri dalam lautan perjumpaan yang dalam
2016
Peluklah aku
Malam telah usai, kekasih. Tapi hujan masih saja gerimis. Tanah-tanah basah, air menggenang di sepanjang jalan yang mengantarkanku ke dalam rumahmu.
Adakah yang lebih dingin dari rindu yang diasuh oleh jarak setiap waktu. Peluklah aku dengan seluruh hidup yang kau miliki. Dengan seluruh ketulusan yang kau rawat setiap pagi.
2016
Aku Bertanya Padamu
Ketika sastrawan sariawan
masih bisakah ia bicara
soal kehidupan dan kemanusiaan?
ketika pujangga tibatiba buta matanya
masih mampukah ia membaca
dan mencatat peristiwa?
dan ketika penyair kerjanya cuma nyengir
masih sanggupkah ia berpikir?
2013
Baca juga: Sajak-sajak Muhammad Asqalani eNeSTe
Raphsody
Nun. Walqolami wamaa yasthurun. Demi kalam dan apa yang telah aku tulis. Tuhanku, telah kubuat segala kata dan kalimat, puisi-puisi, prosa-prosa. Aku berlindung, padamu dari keindahan kata yang membinasakan raga dan dari kedalaman makna yang menenggelamkan jiwa.
Tuhanku, samudera kata ini sungguh, menyeret pikiranku ke lembah-lembah yang jauh.
2015
Jamil Abdul Aziz, Dilahirkan di Bandung, 21 Oktober 1992. Mulai belajar menulis puisi sejak tahun 2012. Karya : Menjemput Cahaya (Javakarsa Media, 2013), Luka (Javakarsa Media 2014), dan beberapa karya puisi yang tergabung dalam Antologi, diantaranya Deru Awang-Awang (2012), Puisi 2,7 (2013), Lentera Sastra (2014). Saat ini, selain kuliah di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta mengasuh Pesantren Sunan Instagram dan Dewan Pertimbangan Organisasi Korps Mahasiswa Penghafal dan Pengkaji Al-Quran (Komppaq) Jawa Barat – Banten.
Rubrik ini diasuh oleh M. Rois Rinaldi.