InspirasiSosok

Nissa Septima Anggraeni: Cantik Itu dari Aura Hati

PANDEGLANG, biem.coPesatnya arus informasi dan digital membuat segala hal ikut berkembang dengan cepat. Tak terkecuali perkembangan make up. Semula para ahli pemoles wajah atau biasa dikenal dengan Make Up Artist (MUA) hanya bisa dijumpai di salon-salon, kini MUA telah banyak tersebar dengan berbagai jenis make up sesuai keinginan. Tentunya dapat dipesan untuk datang ke rumah pula.

Bermula dari arahan suami untuk mencari kegiatan sampingan yang dirinya sukai, Ica, begitu dirinya biasa disapa, mencoba merambah dunia profesional make up. Setelah mengikuti private make up di Jian Qiaumy dan latihan-latihan sendiri mengaplikasikan ilmu yang telah didapat, Ica mantap melangkahkan kaki untuk berkiprah di dunia estetika ini. Terhitung sejak 2016, telah banyak klien yang mempercayakan dirinya, baik itu di daerah Pandeglang maupun Serang.

Setiap MUA memiliki gaya sendiri dalam make up, tak terkecuali Ica. Dirinya mengaku memiliki gaya make up tebal.

“Karena lebih banyak diorder untuk menikah, jadi sayang kan kalo make up hanya natural gitu-gitu aja. Kan nikah hanya seumur hidup sekali, jadi apa salahnya kalo dibuat beda dari biasanya. Tapi tetap harus dimix dengan permintaan pelanggan juga, kan ada juga yang mau natural, ya kita turutin,” kisah Ica kepada biem.co.

Selain itu, dirinya tergerak untuk fokus ke dunia make up karena perhatiannya pada tren make up Pandeglang yang terkesan masih ‘jadul’. Di samping itu, belum banyak MUA yang menjadikan anak muda sebagai acuannya.

“Padahal anak muda sekarang lebih pinter dalam menilai apa yang bagus dan nggak untuk dipake dirinya sendiri, kan. Alias tau yang lagi up to date sama kuno pokoknya,” seru perempuan kelahiran Pandeglang, 4 September 1989 ini.

Bukan tanpa hambatan dalam menekuni bidang make up, salah satunya banyak mitos yang masih berkembang di masyarakat Pandeglang. Jika make up nikah ‘tidak medok’, banyak yang mengatakan bahwa tidak seperti nikahan. Terkadang Ica sempat beradu argumen dengan orang tua mempelai perempuan karena masalah ini.

“Padahal anaknya pengennya make up alami aja yang lembut. Tapi orang tua ingin make up yang bikin bener-bener pangling alias medok,” pungkasnya.

Selain itu, mitos yang berkembang, pengantin harus berpuasa agar ‘pangling’ saat hari-H. Padahal menurut Ica, puasa itu lebih diniatkan untuk jadi benteng diri menahan emosi dan hawa nafsu. Karena menjelang hari pernikahan, akan banyak godaan dari dalam maupun luar yang mampir. Dan puasa sebagai perisai.

“Pengantin itu akan cantik jika aura hati mereka itu ke luar. Dengan tidak banyak pikiran, tetap tenang, dan nurut saat di make up,” ungkapnya. Ica menyatakan bahwa ada beberapa klien yang agak sulit diatur. Itu yang jadi salah satu hambatannya dalam make up dan mengulur-ulur waktu. Atau kadang pengantin sibuk dengan jalan bulak-balik mengurusi sesuatu.

Ica mengimbau kepada pengantin yang sedang perawatan wajah, untuk berhenti minimal sebulan sebelum hari-H.

“Sebaiknya, yang sedang memiliki masalah kulit disarankan untuk berhenti dulu. Karena nanti foundation tidak akan menempel di kulit dan make up susah diaplikasi,” ujarnya.

Saat ditanya perihal anak muda yang ingin menekuni dunia make up, dirinya berpesan untuk fokus dan jangan lewatkan banyak kesempatan.

“Apalagi saat ini menjamur workshop dan les make up. Tinggal latihan dan kontinuitas dari kita. Jika telah memiliki ‘nama’, jangan takut nggak akan dapat pelanggan. Karena rezeki sudah diatur Allah dan tidak akan kebagi-bagi,” pungkasnya.

Terkait pesanan MUA, Ica sendiri bisa dihubungi lewat instagramnya di @chaanisa atau melalui WhatsApp di nomor 081283399348. (rai)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button