KOTA SERANG, biem.co — Selamat merayakan tahun baru Imlek, Sobat biem. Gong Xi Fa Cai ^_^
“Mau awet muda? Jangan membebani pikiran dengan yang berat-berat”. Hehehe… begitu salah satu Quote narasumber kita kali ini.
Dari dapur redaksi, melalui kanal biem.tv, hari ini kami hadirkan wawancara ekslusif bersama Pemerhati Budaya, Iwan Subakti. Tokoh asal Banten yang konsisten menjaga nilai-nilai sejarah di Banten ini akan menceritakan pada kita bagaimana Kota Serang tempo dulu.
Dengan latar cerita sekitar tahun 1965 – 1970, Kang Iwan (sapaan akrabnya) menceritakan tentang Serang (sekarang Kota Serang). Mulai dari sejarah Kawasan Royal (pusat keramaian dan perdagangan di bilangan Stasiun KA Serang), Taman Kota Ciceri (dahulunya terminal bis AKAP), Pasar Lama, asal mula Gang Rendah (yang sering belanja murah, tahu dong!), lalu bioskop Merdeka (tongkrongan generasi 60-80-an), rumah makan Lintong yang terkenal yang ternyata dahulunya adalah toko obat, kisah Mang Bakar (Sobat biem pasti belum tahu), Mang Azis tukang cukur tradisional (Sobat biem pasti belum lahir), penjual cincau legendaris di kawasan Pasar Lama, hingga nasi Mang Dul samping Stasiun KA Kota Serang.
Dengan semua kemajuan yang dialami Kota Serang hingga kini, Kang Iwan, yang juga pencinta buah durian ini menceritakan pula bagaimana sumbangsih Etnis China di Kota Serang menjadi salah satu penentu kemajuan kota. Menurut Kang Iwan, jauh sejak tahun 1 Masehi, penduduk China sudah berpartisipasi dalam perekonomian lokal dengan bisnis besarnya membeli lada dari petani lada di Teluk Lada.
Mewakili Etnis Tionghoa, pada perayaan Imlek kali ini, (apalagi musim politik seperti sekarang) Kang Iwan berharap kita semua dapat hidup tenang dengan penuh persahabatan. Untuk apa? untuk Indonesia yang lebih maju.
Kata Kang Iwan, “Boleh berbeda pilihan, namun utamakan persatuan dan kesatuan”.
GONG XI FA CAI 2570. Semoga Imlek membawa rejeki yang berlimpah dan kesehatan buat kita semua.
#gongxifacai2570
#biemdotco
#bantenmuda
#yayasanbantenmuda
#berkaryadanberbagiinspirasi
#iwansubakti