KOTA SERANG, biem.co — Seiring dengan semakin panasnya tensi menjelang pemilu serta fanatisme masyarakat terhadap masing-masing pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan bersaing dalam kontestasi politik pada April mendatang, peran ulama menjadi kian penting untuk menjaga kondusifitas serta menghadirkan atmosfer demokrasi yang jujur adil dan damai.
Mengingat peran penting ulama ditengah masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Curug menggelar silahturahmi ulama dengan menggandeng segenap tokoh masyarakat dan tokoh pemuda yang berlangsung pada Sabtu, (02/03/2019), bertempat di Yayasan Pondok Pesantren Al-Falah Madani, Curug, Kota Serang.
Acara yang mengusung tema “Menjaga Kondusifitas Pemilu Yang Damai, Aman, Tentram, dan Anti Hoaks”, yang sekaligus dilakukan deklarasi pemilu damai tersebut turut dihadiri langsung oleh Ketua MUI Kota Serang KH. Mahmudi dan dilanjutkan dengan orasi ilmiah terkait peran penting ulama dalam mengawal dan menjaga keutuhan bangsa.
Disampaikan ketua panitia sekaligus ketua MUI Kecamatan Curug, KH. TB Gozin Hambali, ia mengatakan untuk menangkal isu hoaks, masyararakat perlu diberi pemahaman dan pengarahan untuk dapat bersikap bijak.
“Pada dasarnya dalam menangkal berbagai isu hoaks, masyarakat hanya perlu diberi pemahaman dan pengarahan agar dapat bersikap bijak dalam menanggapi setiap isu yang menjadi bumbu jelang pesta demokrasi saat in,” ucapnya.
Gozin juga menambahkan, mengenai isu nasional yang beredar di masyarakat akhir-akhir ini khususnya masyarakat Curug dirinya menilai terkendali dan aman.
“Meski banyak isu nasional yang beredar di masyarakat khususnya masyarakat curug, berjalan kondusif dan sangat terjaga. Terlebih soliditas yang terbangun antara para ulama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda di kecamatan curug memberikan kontribusi kondusifitas antar masyarakat,” imbuhnya.
“Dan ulama hadir sebagai penyejuk umat ditengah kondisi politik yang kian memanas,” tambahnya.
Lebih lanjut, ia juga menghimbau kepada masyarakat untuk selektif dan lebih bijak dalam menerima berbagai informasi maupun berita yang tersebar dari berbagai media sosial.
“Masyarakat harus lebih selektif menerima informasi yang tersebar di media sosial agar terhindar dari perpecahan keharmonisan di masyarakat,” tutupnya. (adv)