KABUPATEN SERANG, biem.co – Sobat biem, tim Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) dari Program Studi Pendidikan Sosiologi, FIS UNJ menjelajah, meriset, dan mendiskusikan kearifan sumberdaya alam, masyarakat, dan potensi ekonomi kreatif kelautan khas Pulau Kelapa dan Pulau Harapan, Kepulauan Seribu. Kegiatan tersebut dilakukan Jumat-Minggu, 07-09 Agustus 2020.
Tim P2Mtersebut dipimpin Ahmad Tarmiji Alkhudri sekaligus Dosen Pendidikan Sosiologi/Ahli Sosiologi Pesisir dan Lingkungan beserta 10 orang tim lapangan. Kegiatan penjelajahan, riset, P2M ini mengetengahkan topik tentang pentingnya kelembagaan ekonomi kreatif kelautan berbasis lingkungan (berkelanjutan) atau eco-marine.
Ahmad Tarmiji Alkhudri mengatakan, hari pertama kegiatan diawali FGD dengan stakeholder setempat, yang mana dihadiri Kepala Kelurahan Pulau Kelapa, Perwakilan Kelurahan Pulau Harapan, Pelaku Ekonomi Kreatif Kelautan, Ketua Nelayan, Ketua Koperasi Nelayan, Perwakilan Taman Nasional Kepulauan Seribu, Ketua Pokdarwis, Kelompok Seniman Kelautan dan Akademisi yang keseluruhannya berjumlah 15 orang.
“FGD dilakukan dengan mengikuti protokol kesehatan Covid 19, physical dan social distancing, menggunakan masker, serta menyemprotkan hand sanitizer. FGD ini mendiskusikan tentang potensi ekonomi kreatif kelautan, kekhasannya, dan peluang pemasarannya,” ujar Ahmad, Senin (10/8/2020).
Dalam kesempatan tersebut, Ahmad Tarmiji Alkhudri mengatakan, pembangunan ekonomi kreatif tidak boleh menanggalkan potensi lautan. Sektor ekonomi kreatif kelautan merupakan tumpuan ekonomi masa depan Indonesia. Menurutnya, saat ini adalah momentum yang tepat untuk mengembalikan kejayaan negeri bahari.
Di hari kedua, kegiatan difokuskan pada penjelajahan potensi wisata dan sektor ekonomi kreatif di Pulau Kelapa dan Harapan, Kepulauan Seribu. Didampingi Ketua Pokdarwis, Ketua Nelayan, Ketua Koperasi Nelayan, dan Perwakilan Taman Nasional Kepulauan Seribu, Tim Peneliti dan P2M berkeliling memetakan dan mengidentifikasi potensi tersebut. Dari hasil penjelajahan tersebut diperoleh tiga jenis ekonomi kreatif yang dapat dikembangkan, yaitu Edukasi Potensi SDA dan kebudayaan masyarakat kepulauan; kuliner dan jajanan khas; serta souvenir/merchandise.
“Tindak lanjut dari pemetaan ketiga jenis potensi tersebut salah satunya melalui penguatan kelembagaan ekonomi kreatif kelautan berbasis lingkungan dan aplikasi eco-marine.id untuk memudahkan dalam melakukan pemasaran hasil produk ekonomi kreatif kelautan tersebut,” ujarnya. (firo)