biem.co — Pandemi Covid-19 masih belum hilang dari kehidupan manusia, termasuk di Indonesia. Tak ayal pandemi yang sudah terjadi selama dua tahun ini telah membawa pengaruh. Berbagai kegiatan ekonomi terdampak, pemutusan hubungan kerja tak bisa dihindari, salah satunya di industri wisata dan hiburan.
Berdasarkan data pemerintah tahun lalu, ada sekitar 19 ribu pekerja hiburan yang terdampak, belum lagi efek domino yang diakibatkan. Data asosiasi pengusaha hiburan karaoke, 50 persen tempat karaoke di Jakarta sudah tutup permanen.
Menghadapi masalah ini, pemerintah sudah mengupayakan berbagai macam strategi untuk menurunkan angka penularan Covid-19. Di antaranya dengan melakukan vaksinasi massal, penerapan protokol kesehatan yang ketat, hingga berbagai kebijakan lainnya yang bersifat situasional dan kasuistis yang diharapkan bisa memutus mata rantai penularan Covid-19 di tanah air.
Saat ini, dengan dukungan berbagai pihak, angka Covid-19 di tanah air sudah bisa ditekan. Sehingga, berbagai kelonggaran pun mulai diberlakukan, termasuk bisnis hiburan, salah satunya usaha karaoke. Namun hal itu diharapkan tak membuat masyarakat abai akan protokol kesehatan (prokes).
“Perlu kejujuran dari setiap pelaku usaha karaoke ketika izin sudah dibuka. Jangan mentang-mentang pengin buka, bilang sudah steril padahal belum,” ujar Melly Goeslaw, musisi dan juga Founder Melly Glow dalam dialog publik, dikutip dari YouTube FMB9ID_IKP, Rabu (17/11/2021).
Melly menyadari, tempat karaoke merupakan tempat yang rentan penularan. Pasalnya, di sana banyak aktivitas yang rentan terjadinya droplet.
“Untuk itu, Satgas Covid-19 juga harus benar-benar melakukan pengecekan, mungkin harus berkali-kali. Karena potensi penularan melalui droplet di tempat karaoke,” katanya.
Selama ini, selaku pengelola, dirinya mengaku tegas menerapkan protokol kesehatan. Ia pun selalu memastikan alat yang digunakan dalam keadaan steril.
“Ketika bernyanyi pun setidaknya menggunakan face shield. Seluruh kru pun sudah divaksin lengkap,” terangnya.
Sementara praktisi kesehatan yang juga musisi, dr. Al Ghufron menambahkan, selain pengelola hiburan, masyarakat atau pengunjung juga harus ikut disiplin prokes dan pemanfaatan aplikasi PeduliLindungi.
Menurutnya, edukasi harus terus dilakukan. Karena masih saja ada masyarakat yang terlihat abai. Apalagi saat ini, kondisi Covid-19 di tanah air tengah melandai.
“Jangan sampai euforia karena pelonggaran dilakukan mengalahkan kewaspadaan kita,” tegasnya. (happy)