Irvan HqKolom

Rizal Fauzi : Tjokroaminoto Masa Kini

Apa yang dilakukan Irvan Hq ini adalah salah satu pengejawantahan dari spirit yang dibangun Tjokroaminoto di rumahnya. Tentu dengan konsep yang berbeda, lebih ke anak muda zaman now, namun spiritnya tetap sama; melahirkan anak-anak muda yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.”

CSI#13, biem.coJauh sebelum memilih jalan hidupnya masing-masing, tiga tokoh pergerakan Soekarno, Semaoen, dan Kartosoewirjo pernah tinggal bersama. Mereka menjadi murid dari pemimpin Sarekat Islam Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, di sebuah jalan kecil bernama Gang Paneleh VII, di tepi Sungai Kalimas, Surabaya.

Banyak alumni rumah kos tersebut yang menjadi tokoh pergerakan sebelum kemerdekaan. Soekarno yang kemudian mendirikan Partai Nasional Indonesia. Semaoen, Alimin, dan Musso menjadi tokoh-tokoh utama Partai Komunis Indonesia serta SM Kartosoewirjo yang kemudian menjadi pemimpin Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Di rumah itu juga, tokoh-tokoh Muhammadiyah seperti KH Ahmad Dahlan dan KH Mas Mansyur sering bertukar pikiran.

Saat itu Tjokroaminoto baru berusia 33 tahun, pemimpin SI yang anggotanya 2,5 juta orang. Meski begitu ia tidak memiliki penghasilan lain, kecuali dari rumah kos yang dihuni 10 orang itu. Setiap orang membayar Rp 11. Istri Tjokro, Soeharsikin, yang mengurus keuangan mereka. Dengan segala keterbatasan, ia melahirkan banyak tokoh di negeri ini.

Kawah Candradimuka

Sudah pukul 02.00 WIB, Kamis (15/01/2018). Di luar, ricik hujan mulai terdengar setelah sebelumnya angin menerjang dengan kencang. Yang tersisa hanya ampas dari dua gelas kopi.   Dan kopi ketiga sudah saya seduh. Kali ini tanpa gula biar mata tetap terjaga. Hujan semakin menderas. Hawa dingin dari Gunung Karang menerkam pori-pori, menusuk ke dalam tulang. Kota Pandeglang terasa lebih dingin malam itu.

Rasanya wangi kopi yang terhirup membawa saya pada kenangan kiprah Irvan Hq selama ini terhadap anak-anak muda di Banten, kenangan yang sangat sulit untuk diterjemahkan dalam sebuah tulisan jika diceritakan hanya lewat satu sudut pandang saja. Terlampau sedikit. Sementara apa yang sudah dilakukannya serupa menanam berbagai jenis benih tanaman. Ia menanam, menyirami hingga benih-benih tersebut berbuah. “Sedekah itu seperti menanam biji, bibit dan benih. Hasilnya tergantung kualitas yang kita tanam,” begitu Irvan Hq menggambarkan manfaat dari kita berbuat baik kepada orang lain. Tetapi setelah panen pun, tak pernah saya melihat satu pun buah-buah tersebut ia nikmati. Ia membiarkannya terus tumbuh dan memberi manfaat buat orang lain.

Maka dari itu, saya memulai tulisan ini dari Tjokro, ayah ideologis tokoh-tokoh bangsa negeri ini. Rumahnya di tepian Sungai Kalimas bernomor 29-31 menjadi kawah candradimuka anak-anak muda dari berbagai kalangan. Tempat di mana, mereka bergulat dengan berbagai disiplin ilmu dan pemikiran. Mengasah ketajam intelektual. Menjadikan dunia pergerakan dan politik sebagai alat untuk mensejahterakan rakyat. Beberapa kali, dalam bimbingan Tjokro, mereka diminta menulis di media Fadjar Asia dan Oetoesan Hindia, koran milik Tjokro.

Meski berbeda masa dan tak serupa, dengan segala keterbatasan yang Irvan Hq miliki, ia mengontrak sebuah rumah sederhana yang diperpanjangnya setiap tahun untuk dijadikan  markas Banten Muda Community (kantor biem.co), di Jl Karya Bhakti 2 A No.99 Komplek KPPN Ciceri Kota Serang. Apa yang dilakukan Irvan Hq ini adalah salah satu pengejawantahan dari spirit yang dibangun Tjokro di rumahnya. Tentu dengan konsep yang berbeda, lebih ke anak muda zaman now, namun spiritnya tetap sama; melahirkan anak-anak muda yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Dengan contoh dan perilaku, Irvan mengkader adik-adik ideologisnya bagaimana mengaplikasikan Hadis Nabi Muhammad SAW, khoirunnas anfa’uhum linnas. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.

Generasi Ababil

Dari data Badan Pusat Statisik (BPS), Provinsi Banten memiliki jumlah penduduk 11,9 juta jiwa dan jumlah pemuda produktif sebesar 3,2 juta atau sekitar 27,02 persen. Sementara Banten juga tercatat sebagai penyumbang angka pengangguran tertinggi keempat se-Indonesia. Angkanya mencapai 7,75 persen atau setara dengan 462.000 orang.

Tingginya jumlah anak muda produktif di Banten, ternyata tidak dibarengi dengan ruang-ruang atau lingkungan yang membawa mereka ke arah yang lebih baik. Wajar jika aksi kriminalitas kemudian naik signifikan. Sebab, masa-masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa yang dibarengi dengan perubahan dalam perkembangan fisik, psikologis, dan sosial membuat mereka rentan terbawa ke perilaku negatif jika tak ada filter.

Selama periode ini, lingkungan sosial berubah sehingga lebih banyak waktu yang dihabiskan dengan teman sebaya dibandingkan orang dewasa. Lebih banyak konflik timbul antara remaja dengan remaja maupun dengan orang tua. Masa-masa inilah masa dimana pencarian jati diri. Mencari figur yang layak diteladani. Salah langkah atau salah figur saja sulit untuk mengubah haluan arah.

Saat menjalankan tugas jurnalistik, beberapa kali saya menemukan anak muda yang bermasalah secara hukum baik akibat perkelahian, penggunaan obat-obatan terlarang, pencurian dan tindak kekerasan lainnya. Sebagian besar, ternyata bukan hanya berasal dari keluarga yang bermasalah saja, namun di luar ia pun tidak menemukan (ditemukan) lingkungan yang baik atau mendapatkan figur lain yang bisa membimbingnya ke arah yang lebih baik.

Sementara di lain kesempatan, saya bertemu dengan anak-anak muda berprestasi dan penuh semangat menatap masa depan. Bahkan mereka pun berperan aktif mengubah lingkungannya ke arah yang lebih baik. Beberapa dari mereka pun sama, ada yang berasal dari keluarga yang bermasalah, baik secara ekonomi dan sosial. Namun, di luar anggota keluarga, mereka dipertemukan dengan lingkungan dan figur yang bisa dijadikan panutan untuk hidup lebih baik lagi.

Lingkungan yang sehat dan ruang-ruang yang membahagiakan, penuh motivasi tidak bisa hadir dengan sendirinya. Namun ada orang-orang yang rela mewakafkan diri untuk menciptakan ruang-ruang itu. Orang-orang yang merasa bahagia dengan membahagiakan. Merasa cukup dengan mencukupkan orang lain. Merasa kaya dengan banyak memberi.

Tak banyak orang – orang “gila” tersebut. Jika dulu saya mengenal Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, yang merelakan hidupnya untuk mendidik dan menjadi figur anak muda zaman old, hari ini saya mengenal Irfan Nur Ma’ruf a.k.a Irvan HQ, yang mewakafkan diri menjadi anak tangga kesuksesan anak-anak dan adik-adik ideologisnya. Menularkan semangat dan kebermanfaatan diri kepada lingkungan sekitarnya.

Untuk mendapatkan buku Tentang Orang yang Memasangkan Sayap Kecil di Pundak Para Pemimpi silahkan klik disini.

Menularkan Kebaikan

Bertahun silam, sebelum jadi biem.co, saya diajak Niduparas Erlang untuk gabung mengelola tabloid Banten Muda, bersama Setiawan Chogah, Deri Lesmana, dan Wahyu Arya. Saya turut bergabung karena ada semangat yang dibangun; menyediakan ruang untuk anak-anak muda membangun eksistensi dirinya.

Hari berganti, saat kebaikan demi kebaikan ia contohkan di depan mata. Saat anak-anak muda datang dan pergi dengan beragam prestasi saya baru memahami. Menjadi orang penting tak penting baginya, yang paling penting menjadi orang yang bermanfaat, menjadi figur anak-anak muda yang butuh tempat untuk melabuhkan segenap keluhan. Menjadi jembatan mimpi-mimpi besar anak-anak muda dengan berbagai ragam isi kepala. Ia mewakafkan dirinya, seperti Tjokro. Mendidik dari hati generasi penerus negeri ini. Dia Irvan Hq! (Red)

 

Rizal Fauzi – ` lahir di Saketi 25 Desember 1984. Dosen STISIP Banten Raya Pandeglang ini merupakan alumnus Sanggar Sastra Serang 2004 dan Kelas Menulis Rumah Dunia angkatan III 2004. Karya-karyanya pernah tergabung di Buku Kumpulan Puisi Ode Kampung (Rumah Dunia, 2005), Kumpulan Cerpen Cinta Lelaki dan Peluru (Tiga Serangkai, 2008), Dunia Relawan (Gramedia, 2011). Cerpen-cerpen remajanya dimuat di Tabloid Keren Beken dan Majalah Aneka Yess. Sempat menjadi wartawan, redaktur sampai sampai di Koran Banten Pos, Jawa Pos Grup. Kemudian bersama Irvan Hq menginisiasi lahirnya biem.co. Pimpinan Redaksi ekbisbanten.com dan Direktur tuntasmedia.com ini bisa dihubungi melalui Surel [email protected], Twitter dan Instagram @rimbamu, atau Facebook Rizal Fauzi

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button