Inspirasi

Peran Keluarga dalam Menghindari Perdagangan Anak

biem.co — Masalah perdagangan manusia selalu menjadi perhatian yang serius dari berbagai pihak, baik Pemerintah, kelompok sosial, tokoh agama, maupun masyarakat. Anak-anak di bawah umur 18 tahun kerap menjadi target dari perdagangan manusia untuk tujuan seksual dan eksploitasi.

Pelaku sering mengincar dan menjerat anak-anak yang memiliki masalah, baik itu masalah dalam keluarga, baik yang menyangkut persoalan ekonomi ataupun pergaulan bebas.

Berdasarkan hasil riset dari ECPAT Indonesia, pada tahun 2014, sebanyak 150 ribu anak Indonesia dilacurkan dan diperdagangkan untuk tujuan seksual. Di Banten sendiri, kasus perdagangan paling banyak terjadi di tahun 2015. Rata-rata, yang menjadi korban prostitusi dan perdagangan anak merupakan anak-anak dari golongan menengah ke bawah. Dan kebanyakan, permasalahan perdagangan manusia ini terjadi dikarenakan kemiskinan.

Menyoal perdagangan manusia yang banyak melibatkan anak sebagai target, Ketua Lembaga perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten, M Uut Lutfi, mengatakan bahwa peran keluarga sangat penting untuk menghindari masalah tersebut.

“Karena mereka (sindikat penjualan manusia) akan mengincar keluarga yang memiliki kekurangan dalam ekonomi,” ucapnya saat ditemui biem.co usai menghadiri Sosialisasi Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Alun-alun Barat Kota Serang, Minggu (23/09).

Untuk menghindarinya, lanjut Uut, setiap keluarga harus paham mengenai seluk-beluk persoalan tersebut.

“Orang tua harus paham dan mencari tahu jika ada orang (red: agensi) yang menawarkan pekerjaan kepada anaknya dengan iming-iming gaji yang besar. Makanya, yang dilakukan Kemenetrian PPPA dengan melakukan sosialisasi ini sudah benar, namun harus ada tindakan lanjut yang turun ke desa-desa mengenai sosialisai TPPO ini,” jelasnya.

Menurutnya, Pemerintah Daerah juga perlu turun tangan untuk mengatasi kemiskinan agar ketahanan keluarga bisa menjadi kuat.

“Pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab untuk mengatasi kemiskinan, agar ketahanan keluarga meningkat, sehingga anak-anaknya bisa disekolahkan dan mendapat pendidikan serta sejahtera. Sehingga, akan terhindar dari bujukan sindikat perdagangan manusia,” ungkap Uut.

“Pokoknya, stop perdagangan manusia,” tambahnya. (IY/red)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button