Kabar

Viral Warganya Tolak Rapid Test, Wakil Gubernur Banten: Karena Beban Psikologis

biem.co – Sobat biem, sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19, Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di berbagai daerah melakukan rapid test. Tetapi, kegiatan tersebut justru mendapat penolakan di masyarakat, bahkan warga Serang, Banten seperti dalam berita ‘Warga Kampung Masigit Kabur Saat Mendengar akan Di-Rapid Test’ lebih memilih meninggalkan rumah setelah mendengar kabar akan adanya rapid test di lingkungannya.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy dalam Talk Show yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Jumat (19/6/2020), mengatakan warganya menolak bukan karena ketidaktahuan soal pentingnya rapid test Covid-19, melainkan karena khawatir munculnya beban psikologis. Warga khawatir bila hasil rapid test menunjukkan positif, mereka akan dikarantina sehingga terpisah dari keluarga. “Setelah saya dalami dan diskusikan dengan masyarakat, lebih kepada faktor psikologis,” katanya.

Lebih lanjut, Andika memastikan bahwa warganya kini sudah mulai mengikuti imbauan pemerintah daerah. Bahkan Ia mengaku sudah melakukan pendekatan personal dengan masyarakat, sembari memberikan edukasi pentingnya mengikuti rapid test. “Alhamdulillah sekarang terus berjalan. Kita sudah beri pemahaman, step by step mereka bisa melakukan rapid test,” imbuhnya.

Selain itu, Andika terus mengimbau masyarakat Banten untuk mematuhi imbauan pemerintah soal rapid test. Masyarakat juga diminta tetap menerapkan protokol kesehatan saat berada di luar rumah.

“Saya harapkan pelaksanaan rapid test yang dilaksanakan oleh pemerintah bisa diterima oleh masyarakat, jangan takut untuk di rapid test untuk kita dapat melihat kondisi masyarakat yang ada di Banten khususnya dalam kaitannya dengan penyebaran Covid-19,” tandasnya.

Benar juga ya sobat biem, apa yang dikatakan Pak Wagub. Memang faktor psikologis tampaknya menjadi ‘hantu’ dalam pelaksanaan rapid test. Tapi kalian tidak usah khawatir untuk melakukannya, karena bukankah lebih baik jika kita mendeteksi lebih dini kemungkinan apakah kita terpapar virus tersebut daripada mengobatinya setelah sakit? (Eys)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button