Teknologi

Mantan Petinggi Facebook; “Kami Menyesal telah Menciptakan Facebook”

Hanya Tuhan yang tahu apa yang dilakukan Facebook terhadap otak anak-anak kita

biem.co – Berdasarkan penelitian, ternyata setiap pengguna media sosial memeriksa gawainya sekitar 80 kali sehari atau rata-rata 12 menit sekali hanya untuk memeriksa akun media sosialnya.

Angka tersebut hanya rata-rata pada pengguna media seperti Facebook, Twitter, Instagram dan Whats App. Tentu saja lebih banyak lagi orang menghabiskan waktu online pada media seperti game-online dan situs jejaring lainnya.

Era ini, media sosial memang telah menjadi bagian dari hidup kita sehari-hari. Bahkan para ahli mengatakan, ada kecemasan yang terlihat saat setiap orang tidak memeriksa gawainya, (bahkan) untuk beberapa saat.

Salah seorang yang tampaknya menyesal telah menciptakan salah satu media sosial adalah Chamath Palihapitiya. Mantan eksekutif Facebook ini mengatakan kepada CNN bahwa dia merasa bersalah atas apa yang telah mereka ciptakan, terutama mengingat bagaimana Donald Trump terpilih menjadi Presiden dengan bantuan kampanye disinformasi pada Facebook.

“Apakah saya merasa bersalah? Tentu saya merasa bersalah, “kata Palihapitiya kepada CNN.

“Tidak ada yang pernah berpikir bahwa kami dapat manipulasi sistem yang begitu besar.” tambahnya.

Orang lain yang masih dalam lingkaran perusahaan Facebook yang juga tak kalah menyesal terhadap apa yang telah terjadi adalah Sean Parker. Pengusaha Silicon Valley yang terkenal itu juga adalah investor awal Facebook yang juga menjadi presiden Facebook pertama. Parker pikir Facebook telah mempengaruhi pikiran setiap orang secara negatif.” kata Parker dalam sebuah wawancara dengan Axios.

“Media sosial ternyata mengganggu produktivitas setiap orang dengan cara yang aneh,” menurutnya, “Hanya Tuhan yang tahu apa yang dilakukan media sosial terhadap otak anak-anak kita.”

Menurut ilmuwan dari Nottingham Trent University, media sosial menyebabkan kecanduan. Bahkan hasil penelitiannya mengatakan, “Mungkin masuk akal bahwa kecanduan terhadap Facebook menjadi salah satu istilah penyakit baru, ‘Facebook Addiction Disorder’“.

Hal ini merujuk pada bagaimana beberapa pengguna Facebook berat dapat mengabaikan kehidupan pribadi mereka, menjadi pelarian dan perubahan suasana hati yang berbahaya.

Sementara sebuah studi pada tahun 2015, yang dilakukan peneliti dari University of Missouri menemukan bahwa penggunaan biasa pada Facebook saja dapat menyebabkan gejala depresi, apalagi pengguna dengan tingkat kecanduan berat.

Alih-alih memberikan ikatan sosial yang diklaimnya baik untuk orang-orang di dunia, Facebook justru dapat menyebabkan isolasi dan efek psikologis negatif yang lebih banyak. (EJ)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button