KabarTerkini

Unsera dan Mercu Buana Bangun Budaya Mutu

KOTA SERANG, biem.co – Untuk meningkatkan budaya mutu dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilaku dengan standar nasional pendidikan tinggi, Universitas Serang Raya (Unsera) mengadakan Lokakarya Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) selama tiga hari (24-26 April 2008). Workshop yang diadakan di Kampus Unsera diikuti 40 dosen Unsera dan dihadiri pula oleh Hamdan selaku Rektor Unsera, Kepala Badan Penjaminan Mutu Internal, Deviyantoro, dan dekan di lingkungan Unsera.

Acara ini merupakan Program Asuh Perguruan Tinggi Unggul yang dilakukan Kemristekdikti dan Universitas Mercu Buana (UMB), dengan materi pembuatan dokumen kebijakan SPMI, buku manual, buku standar SPMI, dan formulir SPMI.

Menurut Rektor Unsera, perguruan tinggi harus memiliki sistem penjaminan mutu secara berencana dan berkelanjutan dengan merujuk standar nasional pendidikan tinggi. Dengan menerapkan sistem penjaminan mutu, akreditasi setiap program studi dapat meningkat, dan masyarakat akan memilih pergurunan tinggi yang memiliki budaya mutu.

“Hasil Akreditasi setiap program studi menjadi penting karena mencerminkan kualitas perguruan tinggi. Semua program studi Unsera diharapkan memiliki akreditasi B dan A. Bagi program studi yang sudah dapat akreditasi B, diharapkan meningkat menjadi akreditasi A,” jelas Hamdan.

Saat ini Unsera menyelenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Teknik, Fakultas Teknologi Informasi, Fakultas Sosial dan Ilmu Politik, dengan total 17 program studi.

Lebih lanjut Hamdan mengharapkan melalui lokakarya ini para dosen dapat merumuskan sistem penjaminan mutu internal sehingga dapat memenuhi  standar nasional pendidikan tinggi secara sistemik dan berkelanjutan. Serta dapat membangun standar mutu dimana semua proses penyelenggaraan perguruan tinggi terdokumentasikan, terukur, serta adanya kesesuaian penyelenggaraan secara sistemik dan otonom.

Lokakarya merupakan satu dari empat kegiatan penjaminan mutu internal yang yang berlangsung selama 6 bulan mulai April-Oktober 2018. Tiga kegiatan lainnya Bimbingan Teknis, Magang di Perguruan Tinggi Asuh, dan Workshop Audit Mutu Internal.

Ketua Panitia Henny Gambiro, menyatakan ada empat indikator keberhasilan program asuh perguruan tinggi unggul. Pertama mengintegrasikan terbentuknya unit sistem penjaminan mutu internal pada manajemen perguruan tinggi hingga tingkat program studi. Kedua dilakukannya pengisian data SPMI pada  perguruan tinggi dan siap diterapkan melalui laman pemetaaan implementasi SPMI Ristekdikti. Ketiga tersusunnya dokumentasi SPMI yang telah diujicobakan pada perguruan tinggi. Keempat tersedianya dokumen hasil evaluasi program pengasuhan penjaminan mutu dan rekomendasi tindak lanjut.

“Budaya mutu hanya akan bisa dicapai bila semua pihak mulai dari pimpinan puncak, fakultas, sampai dengan tingkat prodi memiliki persepsi dan komitmen yang sama. Sehingga melalui lokakarya ini, semua peserta dapat menyusun dokumen  yang diperlukan dan sesuai dengan standar penjaminan mutu internal Kemristekdikti,” ungkap Henny Gambiro

Pemateri workshop ini adalah etua Pusat Penjaminan Mutu UMB, Desiana Vidayanti K, Wakil Direktur Pasca Sarjana UMB, Augustina Kurniasi, auditor SPMI UMB, Aniek Herminingsih, Auditor SPMI UMB, Farida Ghozali, dan Diah Wardhani. (red)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button