KabarTerkini

Harga Minyak Dunia Terus Melambung, Ancam Neraca Perdagangan Indonesia

biem.co – Berdasar perkembangan terakhir minyak Brent untuk kontrak per November harga minyak dunia terus merangkak naik hingga tembus di angka US$ 81 per barel. Dengan kondisi politik global yang memanas, harga minyak diprediksi masih akan naik dan mengancam neraca perdagangan RI.

Melansir dari cnbc.id, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pernah menyebut konsumsi atau kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) RI mencapai 1,4 juta barel per hari.

Sementara, produksi minyak bahkan tak capai 800 ribu barel per hari. Rata-rata produksi minyak terakhir berada di 765 – 770 ribu barel per hari.

Artinya, setiap hari RI harus impor minyak rata-rata 700 ribu barel per hari, terdiri dari impor BBM maupun minyak mentah.

Maka, dengan tingginya harga minyak dunia, dapat dipastikan kekhawatiran timbul dari neraca dagang migas RI yang hingga Agustus terus-terusan defisit. Bahkan, menjadi biang kerok neraca perdagangan RI secara keseluruhan.

Sementara itu, bulan lalu, defisit perdagangan migas mencapai US$ 1,66 miliar. Bahkan secara year on year (YoY), impor migas Agustus naik 51,43% ke angka US$ 3,05 miliar. Sementara ekspornya, hanya tumbuh US$ 12,24%.

Masih dari sumber sama, apabila ditarik secara historis, defisit perdagangan migas bulan lalu setidaknya merupakan yang terparah tahun ini. Jika dibandingkan capaian bulan Juli 2018, defisit migas di Agustus 2018 sudah meningkat 35,18%.

Secara kumulatif, dari periode Januari – Juli 2018, defisit migas sudah defisit migas sudah mencapai US$8,35 miliar, atau sekitar Rp124,42 triliun menggunakan kurs rupiah saat ini.

Nilai itu melambung sekitar 55% dari capaian di periode yang sama tahun lalu sebesar US$5,40 miliar. (Iqbal/red)

Editor: Jalaludin Ega

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button