Kabar

Kritik Pendidikan Formal, Furqon Hadiwijaya Sulap Rumahnya Jadi TBM

KABUPATEN SERANG, biem.co – Kritik sistem pendidikan hari ini, Muhammad Furqon Hadiwijaya, yang merupakan pemuda asal Desa Pasanggrahan, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Serang menyulap rumahnya menjadi Taman Baca Masyarakat (TBM) Hahalaen.

Pembentukan TBM yang diresmikan pada tanggal 7 Juli 2019 lalu yang disambut antusias oleh masyarakat. Selain itu, pembentukan TBM tersebut merupakan bentuk antitesa dari pendidikan formal yang ada. Menurutnya, pendidikan formal hari ini yang dicanangkan oleh pemerintah setempat dipandang terlalu monoton.

Disamping itu, dirinya menyebutkan, latar belakang dari pembentukan TBM tersebut sudah direncanakan sejak tiga tahun lalu.

“Karena dulu juga sering ada kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, dan memang kondisi masyarakat tidak sesuai dengan apa yang pemerintah dengung-dengungkan pemerintah,” kata Furqon kepada kru biem.co saat dijumpai di lokasi TBM.

Lebih lanjut, Furqon Hadiwijaya berpendapat, di lingkungan masyarakat masih ada keterbelakangan pola pikir serta kesenjangan sosial.

“Dari segi pendidikan mungkin sudah geratis, tapi tidak didukung dengan tenanga-tenanga pendidik yang memadai,” ujarnya.

Hal tersebut disampaikan berdasarkan hasil perbincangannya bersama anak-anak sekolah yang singgah ke TBM tersebut.

“Karena memang fakta yang ditemukan, anak-anak kelas 6 yang sudah mau masuk SLTP untuk baca dan berhitungnya saja masih kurang,” jelasnya.

“Kita tidak bisa menyalahkan anaknya atau gurunya, setidaknya kehadiran TBM ini bisa mengurangi persoalan tersebut,” lanjutnya.

Selain untuk meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat, Furqon bersama 10 orang penggagas TBM mempunyai fokus untuk mengajari masyarakat, terutama kalangan anak-anak untuk pandai membaca.

“Karena memang untuk meningkatkan minat baca harus pinter baca dulu, kalau engga ya repot,” katanya.

Furqon juga menyebutkan bahwa apa yang didengung-dengungkan oleh pihak yang bergerak dibidang pendidikan, tidak sesuai dengan fakta di lapangan.

“Oleh karena itu, kehadiran TBM ini sebagai bentuk kepedulian kami terhadap pendidikan,” ujarnya.

Untuk program kerja sendiri, Furqon mengaku tidak ada ada yang bersifat baku, namu akan berjalan dengan penyesuaian yang ada di lingkungan masyarakat.

“Kalau untuk diskusi kami usahakan rutin setiap minggu ada, untuk memenuhi kapasitas pengetahuan masyarakat,” ungkapnya.

Dirinya berharap, dengan hadirnya TBM Hahalaen dapat tetap konsisten pada peningkatan karakter dan menumbuhkan mental yang baik untuk anak dalam ilmu pengetahuan serta pendidikan. (Iqbal)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button