Kabar

Kembalikan Psikologis Anak, MA Care Dirikan Madrasah Darurat

Madrasah Didirikan di Pengungsian Penyintas Banjir Bandang Lebak

LEBAK, biem.co – Banjir bandang yang menerjang beberapa kecamatan di Kabupaten Lebak tidak hanya menghancurkan rumah dan lahan pesawahan, namun juga sekolah.

Seperti yang terjadi di Kampung Seupang Lama, Desa Pajagan, Kecamatan Sajira. Sebanyak 50 anak usia sekolah dasar hingga menengah kehilangan tempat mereka menuntut ilmu.

Adalah Madrasah Ibtidaiyah Mathla’ul Anwar, satu-satunya sekolah yang ada di lingkungan mereka yang kini kondisinya mengenaskan karena tertimbun lumpur material banjir.

Beruntung saat keajadian tidak ada kegiatan belajar mengajar di madrasah tersebut karena sedang libur semester ganjil. Meski begitu anak-anak kampung tersebut harus kehilangan tempat mereka belajar. Mereka pun harus mengungsi karena rumah mereka ikut hancur. Buku dan peralatan sekolah lainnya hilang terseret banjir bandang yang dahsyat.

Beruntung, hari pertama pasca bencana, Tim Relawan Mathla’ul Anwar (MA) Care tiba di Kampung Seupang dan mendirikan tenda posko pengungsian untuk menampung para penyintas, melakukan evakuasi warga yang sebagian masih berada di titik rawan bencana.

Hasil musyawarah dengan warga penyintas dan Kepala Madrasah, Sudrajat, hari ketiga pasca bencana didirikanlah madrasah darurat di lokasi pengungsian.

“Hasil gotong royong seluruh warga dan tim MA Care, berdirilah madrasah seadanya, beralaskan tanah, berdinding dan beratapkan terpal plastik. Karena kondisi darurat fokusnya adalah pemulihan psikologis anak, maka sistem belajarnya pun berbeda dari biasanya. lebih ringan,santai dan penuh tawa agar anak bergembira,” ungkap Mulyadi, Direktur MA Care, Senin (7/01/2020).

Demi berjalannya aktivitas madrasah darurat, MA Care menerjunkan tenaga pengajar dari MI MA, MTs MA, Aliyah MA Pusat Menes, SMA MA Menes Pandeglang, Mathla’ul Anwar Global School Pandeglang serta SMK MA Warunggunung Lebak, serta mahasiswa UNMA Banten. Selain itu, MA Care juga bekerjasama pula dengan lembaga lain yaitu PMI Lebak, PMI Cilegon, Pokja Relawan Banten, Pelajar Islam Indonesia Banten serta Relawan sosial lainnya.

Menurut Mulyadi, pendidikan adalah hak dasar bagi setiap warga negara, pemenuhannya adalah sebuah kewajiban, dalam kondisi apapun. Untuk itu MA Care, selain membantu mengevakuasi warga, membersihkan bangunan dan atau rumah dari lumpur serta material lainnya, juga konsen di pemenuhan hak anak dalam pendidikan.

“Ini sejalan dengan Misi MA, yaitu bergerak di bidang Pendidikan dakwah dan sosial. Untuk itu kami mendirikan madrasah darurat MA, karena kebetulan di sini ada MI MA yang tertimbun lumpur,” tandas Mulyadi.

Sementara itu, Kepala MI MA Seupang Sudrajat mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar MA Care yang telah mendirikan madrasah darurat di kampungnya, sebagai tempat untuk mengembalikan kondisi psikologis anak-anak.

“Madrasah ini penting untuk mengembalikan kondisi psikologis anak-anak kami, untuk mengisi hari-hari selama di pengungsian. Karena kami tidak tahu sampai kapan kami berada di pengungsian. Kami juga berharap kepada pemerintah untuk secepatnya membangun Huntara yang aman, dan segera membangun madrasah ibtidaiyah kami, agar anak-anak nyaman belajar,” pungkasnya.

(*)

Editor: Irwan Yusdiansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button