Wisata & Kuliner

Umakite, Café Kopi Rasa Rumah Sendiri

biem.co – Pasti sobat biem sudah tidak asing dengan istilah ‘kopi-kopi cantik’ atau ‘kopi-kopi tampan’? Yups, itu merupakan istilah yang dilontarkan anak masa kini untuk nongkrong atau pun hangout di tempat kopi.

Nggak cuma itu, beberapa outlet kopi pun bertebaran di setiap sudut kota hingga daerah. Hmm, memang menjadi habit terbaru juga sih, Sob.

Kali ini biem.co mencoba menyambangi café kopi yang berbeda dari biasanya, loh. Tempatnya berada di Kemalaka, Jalan Raya Taktakan, tepat di belakang Polsek Taktakan. Café Umakite, itulah yang berbeda dari outlet atau tempat kopi pada umumnya.

Pemilik Café Umakite, Andi Suhud menuturkan, berangkat dari tujuan bikin tempat ini yang kebetulan beberapa komunitas yang ada di sini dan menjadi home base.

“Selain jadi tempat komunitas serta pertemuan, saya berfikir kenapa tempat ini dijadikan sebuah tempat nyaman untuk jajan-jajan, ngumpul, dan diskusi tradisi budaya di sini, terutama insan kreatif Kota Serang,” jelasnya.

Untuk nama sendiri, lanjutnya, mengambil sebuah kenyamanan seperti di tempat sendiri dan istri mengusulkan ‘Umakite’.

“Konsep dari tempat ini saya buat dengan produk dan budaya lokal. Sekarang ini banyak sekali tempat nongkrong dengan gaya dan berbahasa Inggris atau Western, jadi saya membuat berbeda di sini,” ungkapnya.

Ia menambahkan, semua konsep dan detail menggunakan bahasa Serang, seperti tagline kita ‘Mangan Ore Mangan Sing Penting Ngumpul’ dan masih banyak lainnya.

“Jadi filosofinya datang kesini, ya, santai, nggak perlu ribet-ribet. Justru dengan santai bisa lebih banyak ide, kreasi, dan bertemu orang yang satu frekuensi juga,” terangnya.

Di tempat ini menyediakan makanan-minuman berbau lokalan daerah Serang, seperti kopi baduy, bontot pontang, dan juga gemblong semur. “Rata-rata makanan sajian tersebut ada di setiap lebaran saja dan sudah jarang terjadi. Maka dari itu, di sini diadakan setiap hari,” katanya.

“Saya pun mengasimilasi nama sajian luar dengan bahasa lokal Serang, seperti kopi V60 menjadi kopi suidak, Vietnam Grip jadi disebut kopi netes, serta masih banyak lainnya,” imbuhnya.

Keunikan di tempat ini menyediakan kopi baduy dari bukit Kuru Baduy. “Saya sudah enam tahun di sana dan kenal petani kopi serta membina di sana. Bersyukur hasil memuaskan untuk dapat diperkenalkan secara luar ke masyarakat kalau Banten juga memiliki biji kopi yang khas dari Baduy,” terangnya lagi.

Untuk sajian lainnya, ada menu minuman herbal yang menjadi andalan di sini yakni Bandrek Jaseng. Range harga sangat ramah dompet, mulai dari 10 ribu hingga 25 ribu.

Berbicara tempat ngopi atau tempat nongkrong, diakui Andi tidak ada masalah dalam bisnis. “Justru ini membentuk pasar baru, karena dulu orang kalau ngopi terbiasa di rumah tapi kondisi saat ini berbeda. Dari crowd market ini, Umahkite menjadi pembeda dari yang lain,” tutupnya. (Dion)

Editor:

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button