Film & Musik

Pentas ‘Panembahan Reso’, Ketika Nafsu Berkuasa Berakhir Tragis

JAKARTA, biem.co — Sudah sekitar 34 tahun lamanya Panembahan Reso karya dari WS. Rendra tak pernah dipentaskan lagi di atas panggung. Akhirnya setelah melalui proses latihan yang cukup panjang, kembali dipentaskan pada tanggal 25 Januari 2020 di Ciputra Artpreneur.

Dengan pemadatan durasi menjadi tiga jam, tidak tujuh jam seperti pertama kali Bengkel Teater mementaskannya. Menurut sang sutradara Hanindawan, tidak ada tokoh asli yang dihilangkan dan tidak ada konflik yang dilenyapkan.

“Ibarat sungai, yang dia tampilkan dalam versi padat ini adalah arus utama konflik,” ujarnya.

Panembahan Reso adalah sebuah gambaran betapa licik, kotor, dan jahatnya politik yang dikuasai nafsu ingin berkuasa segala cara dihalalkan bahkan tak segan-segan membunuh teman, saudara, atau anak sendiri.

Panji Reso yang awalnya panglima perang yang handal dan dipercaya raja. Dia berambisi ingin menjadi raja dengan merebut kekuasaan raja yang sah dengan bermacam-macam cara. Fitnah, adu domba, menghasut kepada para pangeran pewaris tahta berhasil dia lakukan hingga terjadi tumpah darah.

Panji Reso akhirnya berhasil merebut tahta dan diangkat menjadi raja. Namun tak lama dia duduk menjadi raja, Panji Reso berakhir mati tragis.

Pementasan kali ini diperankan oleh para aktor yang sudah tak asing lagi, diantaranya Whani Darmawan (Panji Reso), Jamaludin Latif (Pangeran Rebo), Sha Ine Febriyanti (Ratu Dara), Ruth Marini (Nyi Reso), Maryam Supraba (Ratu Padmi), Dimas Danang (Pangeran Gada), Sruti Respati (Ratu Kenari), dan Ucie Sucita (Siti Asasin). (red)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button