Kabar

HMTL Unbaja Gelar Webinar, Selaraskan Pertumbuhan Ekonomi dan Pelestarian Lingkungan

KOTA SERANG, biem.coSobat biem, Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Universitas Banten Jaya (HTML Unbaja) menggelar webinar dengan tema ‘Menyelaraskan Pertumbuhan Ekonomi dan Pelestarian Lingkungan’.

Ketua HMTL Unbaja, Muhammad Furqon Abdul Wahab mengatakan, webinar tersebut sengaja digelar agar pembangunan-pembangunan yang akan membantu meningkatkan perekonomian tidak berujung pada perusakan lingkungan yang akan merugikan masyarakat.

“Ketika alam dilestarikan, ada banyak manfaat yang bisa diambil oleh masyarakat, dari kesehatan, pangan, lingkungan bahkan ekonomi pun dapat tetap berjalan. Masyarakat bisa memanfaatkan hasil bumi yang dikelola sendiri untuk keberlangsungan hidupnya,” ujarnya, Kamis (26/11/2020).

Ia menuturkan, jika lingkungan sudah tak diperhatikan dengan alasan pembangunan, ke depan kesehatan masyarakat akan terancam.

“Kalau alam rusak, maka dampak yang akan dirasakan oleh generasi selanjutnya banyak sekali,” terangnya

Dalam webinar yang diikuti oleh 200-an peserta tersebut, hadir lima narasumber, di antaranya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian ESDM, Trend Asia, Green Peace, Akademisi Unbaja, dan Wali Kota Serang.

Pada saat pemaparannya, pemateri pertama, yakni dari perwakilan Kementerian ESDM Lana Saria menyampaikan bahwa salah satu sektor usaha yang bisa menghasilkan materi berasal dari pertambangan.

“Namun perlu diingatkan, kegiatan pertambangan itu harus memperhatikan peraturan perundang-undangan yang ada. Karena itu perlu adanya perlindungan lingkungan untuk menjaga kelanjutan pelestarian lingkungan,” ujarnya.

Oleh sebab itu, dalam aturan perundang-undangan telah diatur kewajiban pengusaha untuk mereklamasi bekas aktivitas pertambangannya. Tujuannya adalah untuk memulihkan area yang terdampak pertambangan, sehingga kelestarian lingkungan dapat terjaga.

(Foto: Ist).

Sementara, pemateri kedua yang disampaikan oleh perwakilan KLHK, Maryana Lubis mengatakan bahwa pihaknya mengurusi apa yang menjadi tugasnya.

“Pengelolaan urusan lingkungan hidup seperti pengelolaan sampah, B3 dan limbah B3. Lalu terkait dengan AMDAL, KLHS, UKL-UPL. Selanjutnya pengendalian pencemaran dan izin lingkungan,” jelasnya.

Selain itu, KLHK juga memiliki kewenangan seperti penegakan hukum pengendalian kebakaran hutan dan lain sebagainya.

“Seperti Penegakan Hukum, Konservasi, Biodiversity, Ekonomi Lingkungan, Pengendalian DAS, Perubahan Iklim, Pengendalian Kebakaran Hutan dan Pemberdayaan Masyarakat,” terangnya.

Adapun pemateri ketiga, yakni dari aktivis Greenpeace Indonesia, Didit Haryo Wicsksono, lebih menyoroti kepada proyek PLTU Jawa 9 dan 10 yang dianggap akan banyak merugikan masyarakat.

“Bukan hanya masyarakat setempat yang terkena dampak polusi udara ini. Pembangkit listrik Suralaya berjarak kurang dari 100 kilometer dari Jabodetabek, kota terbesar di Asia Tenggara. Dari November hingga April, angin yang kencang membawa emisi itu ke kota, membuat 30 juta penduduknya terkena polusi udara berbahaya,” tegasnya.

Menurutnya, PLTU Jawa 9 dan 10 akan membawa dampak buruk bagi masyarakat luas bukan hanya dititik lokasi di mana PLTU tersebut dibangun, tetapi juga beratus-ratus kilometer dari lokasi pembangunan.

“Meski episentrum polusi berada di Suralaya, namun dampaknya bisa dirasakan beratus kilometer jauhnya. Dampak ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Dan membutuhkan waktu yang panjang untuk merasakan akibatnya,” ungkapnya.

Senada dengan Greenpeace, aktivis Trend Asia, Andri Prasetio, juga turut menyinggung dampak buruk yang dihasilkan oleh PLTU. Menurutnya, investasi untuk energi kotor sudah tidak relevan dilakukan pada saat ini. Sebab, sudah ada energi terbarukan yang lebih murah dan bersih.

“PLTU memiliki dampak serius mulai dari segi lingkungan, kesehatan, sosial-ekonomi masyarakat, dari hulu hingga ke hilir. Laporan IRENA menyatakan, energi terbarukan terus mencetak rekor baru terkait biaya. Energi terbarukan memiliki biaya yang lebih murah dibanding biaya PLTU mana pun di dunia,” ujarnya.

Di Banten sendiri, ia menuturkan bahwa terdapat banyak potensi energi terbarukan, khususnya dari angin dan panas matahari. Energi tersebut ia klaim sangat ramah terhadap lingkungan dan jauh dari energi kotor.

“Banten memiliki kurang lebih 5000 MW potensi energi bersih. Hampir 3800 MW atau 75 persen energi bersih berasal dari matahari dan angin. Pemanfaatan potensi yang melimpah ini bahkan masih di bawah 1 persen,” tegasnya.

Adapun pemateri terakhir yang disampaikan oleh akademisi Unbaja, Ricky Febriyanto membahas mengenai masalah penanggulangan sampah di Kota Seang.

“Dengan alat yang dimiliki oleh Pemkot Serang, penambahan sampah di TPAS Cilowong ternyata terjadi kejenuhan. Artinya, alat tersebut memiliki dampak yang cukup signifikan untuk menyelesaikan persoalan sampah,” jelasnya.

Sedangkan Wali Kota Serang, Syafrudin, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh HMTL Unbaja tersebut. Ia mengatakan, kegiatan tersebut sangat baik sebagai bentuk masukan kepada pemerintah, dalam proses penyelarasan pembangunan yang ramah lingkungan.

“Semoga kegiatan ini juga dapat didengar oleh seluruh masyarakat, khususnya di Kota Serang. Agar dapat bersama-sama pemerintah dalam melakukan pembangunan yang berorientasi lingkungan,” pungkasnya. (ajat)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button