Kabar

Badan Bahasa Sajikan Hasil Revitalisasi Sastra Lisan Ngagondang

LEBAK, biem.co — Pusat Pengembangan dan Pelindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyajikan hasil revitalisasi sastra lisan Ngagondang yang dipentaskan pada puncak Seren Taun Kaolotan Cibadak.

Revitalisasi yang telah dilaksanakan sejak 18—24 Juni di Kampung Cibadak, Desa Warungbanten ini bertujuan untuk menarik minat generasi muda terhadap Ngagondang, sebuah tradisi menyanyikan lagu-lagu sambil menabuh alu dengan lesung.

Salah satu yang melatarbelakangi program revitalisasi adalah masalah pewarisan tradisi pada generasi muda yang terhambat karena banyaknya generasi muda yang belum mau menjadi pewaris tradisi Ngagondang, bahkan di masyarakat adat sekali pun.

“Kegiatan ini sangat penting dan kami sangat berterima kasih pada Badan Bahasa, karena melalui kegiatan ini kami tersadar akan perlunya memperhatikan pewarisan tradisi pada generasi muda. Mengenai Ngagondang, tradisi ini merupakan bagian yang amat penting bagi masyarakat agraris di Lebak Selatan, bahkan ada salah satu kampung yang bernama Gondang, yang mungkin berkaitan dengan tradisi Ngagondang,” ujar Juru Basa di Kampung Cibadak, Desa Warungbanten, Wikanta.

Ngagondang yang dikemas untuk bisa menarik generasi muda ini juga diapresiasi oleh Ama Dalim, selaku pupuhu adat Kaolotan Cibadak.

“Meskipun bentuk Ngagondang yang ditampilkan oleh para generasi muda berbeda, tetapi isinya tetap sama,” ungkapnya.

Ia juga berharap kegiatan ini dapat menjadi awal bagi generasi muda untuk tergerak menjadi pewaris utuh dari tradisi yang ada di Kaolotan Cibadak, agar tidak hanya generasinya saja yang menjadi pelaku aktif dari tradisi ini.

Kepala Bidang Budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lebak, Wawan Sukmara yang saat itu turut hadir dan memberikan sambutan, menekanan agar proses pewarisan ini tidak meluputkan pewarisan esensi dan makna dari setiap tradisi yang ada.

“Saat proses pewarisan tradisi, jangan sampai melupakan esensi serta makna dari tradisi tersebut, agar generasi muda tidak hanya mengenal bentuknya, tetapi bisa memahami nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,” kata Wawan Sukmara.

Selanjutnya, sebagai perwakilan dari Badan Bahasa, Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten, Halimi Hadibrata menutup dengan harapan agar Ngagondang dan tradisi lainnya bisa dapat masuk ke sekolah-sekolah sebagai muatan lokal atau ekstrakurikuler, sehingga pewarisan bentuk dan esensinya kepada generasi muda dapat berjalan optimal. (red)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button