AKAN KE MANA BULU MATAMU JATUH
akan ke mana bulu-bulu matamu jatuh
beterbangan ke tanah leluhur
atau ke tanah para perantau
di tanah leluhur. bulu matamu
berjarak sejengkal dengan ibumu
kau tak dapat bergerak bebas laiknya
burung dalam sangkar
di tanah para perantau. bulu matamu
akan rontok di makan musim
tapi kau bisa asik bermain laiknya
layang-layang di udara
bolehkah aku memetik sendiri
bulu mata yang menyisa di matamu
aku mau menyimpannya di bawah bantal tidur
biar terpenjara di dalam kamarku
kemudian beranak-pinak menjadi bulu mata cantik
secantik ibu yang melahirkanmu
akan ke mana lagi bulu matamu jatuh
selain bersama gugur bunga di taman
namun kau tampak riang bak kumbang berkelana
di atas kembang
bulu matamu semakin berguguran
aku memungutinya dan kutaruh di atas ranjang
kelak bulu-bulu mata itu menjelma manusia
menjelma kita berdua.
2014
BUNGA YANG TAK PERNAH TUMBUH DI KEPALAMU
hampir tujuh tahun kau mendamba bunga-bunga di taman
kala terang, bunga-bunga tumbuh menjamur di kepalamu
menyiksa ubun-ubunmu. tak kau petik meski tak cantik.
kala gelap, bunga-bunga tumbuh subur di kulitmu
menutupi bulu-bulu kaki dan tanganmu yang terlampau lama
kau risaukan.
kau protes pada tuhan. “aku stres bukan kepalang!”
berdiam dalam kamar tanpa cahaya berkelebatan
sekarang bunga-bunga yang tumbuh di tubuhmu
sudah layu di makan waktu. tuhan telah mencabutnya
sampai ke akar-akarnya.
kau kini hanya menangis menyaksikan bunga-bunga itu
tumbuh pada tubuh lelaki lain yang tak kau kenali
bunga-bunga itu segar dan hamil. melahirkan putik-putih kehidupan
yang barangkali kau sesalkan selepas kau tidur panjang
di ranjang kegilaan.
bunga-bunga tak akan kembali tumbuh di kepalamu
bila napsu telah merenggut otak dan pikiranmu yang waras
aku hanya bisa berdoa. kelak bunga yang kau harapkan
akan segera datang. dan kau harus ingat
berdoalah pada tuhan biar alam tak merestui hubunganmu
dengan kesepian.
Maret 2015
YAN I
/1/
yan, ada daun yang tumbuh di kepalamu
menghiasi rambutmu yang kelebat hitam
/2/
yan, daun-daun itu semakin lebat
menutup kepalamu yang bulat
/3/
yan, daun-daun menyelimuti tubuhmu
merajai ayumu menutupi payudaramu
/4/
yan, bisakah kau memotong habis daun-daun itu
“jangan, nanti kau akan menyesal bila daun-daun ini
habis dari tubuhku,” ujarmu
/5/
yan, ada buah yang menggantung di ranting daunmu
buah siapa?
“ini buahmu. yang kelak akan menjelma kamu.”
/6/
yan, sudahi saja percakapan ini
mari kita rayakan saja kebahagian kita
pada daun-daun cinta yang beraroma kasturi
2014
YAN III
/1/
yan, jangan jadikan kerundungmu sekadar penghias wajah
atau sekadar penutup dadamu
kelak ia akan berbicara pada tuhannya
untuk apa dikenakan
/2/
yan, bajumu jangan pernah sekali-kali kotor
lusuh berdebu dijilati kuman-kuman sialan
sirami dengan parfum kesukaanmu; kesukaanku
biar wangi; biar tuhan senang
/3/
yan, pakailah baju berlengan panjang
biar kulitmu tak tampak hitam seperti apa kata ibuku
tutup rapat-rapat kulitmu biar hangat
/4/
yan, coba lihat belakang celana atau rokmu itu
apakah tampak guratan yang membekas dan membias
yang kadang tiap pasang mata lelaki melototi pantatmu
/5/
yan, kau tak harus berkomentar tentang puisiku
ia hanya benda mati. terima saja.
2014
BIDUK
bidukku bocor dayungku patah
aku sudah kadung di tengah lautan
ikan-ikan buas menantiku di dasar laut
siap melahap tubuhku yang mungil
aku tak menemu biduk yang berlayar
selain angin dan badai menerpa rambutku
tubuhku menggigil serupa daun-daun
di pinggir pantai
gigi bergemeletak lebih cepat dari detak
mengadu nasib
tak ada perlawanan yang bisa kulayangkan
hanya menunggu jasadku tenggelam.
2014
BATU
hatimu batu
yang membisu
aku tak menjamahmu
kau bukan apa-apa!
2014
Encep Abdullah, dilahirkan di Serang, 20 September 1990. Alumnus Untirta. Tulisannya pernah dimuat di Pikiran Rakyat, Lampung Post, Jurnal Nasional, Bali Post, Republika, Media Indonesia, Suara Merdeka, majalah Esquire, dll.. Bergiat di Kubah Budaya. Bukunya yang sudah terbit Tuhan dalam Tahun (puisi, 2014) dan Cabe-cabean (bahasa, 2015). Kini tinggal di Perum Bumi Mutiara Serang (BMS), Blok O 16, Pakupatan, Serang. (@arayrayza).