InspirasiOpini

Uus Muhammad Husaini: Ketika Tangan dan Kaki Bicara

Oleh Uus Muhammad Husaini

biem.co — Seringkali manusia beranggapan bahwa selama urusan masih di dunia semua bisa diatur. Uang dan kekuasaan yang berbicara. Seakan-akan semua urusan bisa diselesaikan dengan uang dan jabatan. Padahal suatu saat nanti manusia akan menemukan suatu masa di mana urusan itu tidak bisa diselesaikan dengan uang dan kekuasaan.

Di sisi lain pengadilan dunia keadaannya memprihatinkan. Kita dapat melihat melalui media cetak maupun media elektronik, banyak kasus korupsi terungkap, yang justru dilakukan oleh para publik figur, tokoh, wakil rakyat, bahkan aparat penegak hukum itu sendiri.

Sebagai manusia yang awam, tak heran jika kemudian beranggapan bahwa saat ini sangat sulit mencari kebenaran. Keadilan sangat mahal harganya, keadilan hanya milik orang yang punya uang dan kekuasaan, keadilan bisa diperjual belikan dan lain sebagainya. Padahal Rasulullah SAW telah memberikan contoh kepada kita semua tentang keadilan. Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa seorang wanita Makhzumiyah akan dihukum (potong tangan), sehingga keluarganya minta syafaat (pertolongan) kepada Rasulullah melalui Usamah bin Zaid, orang yang sangat dicintai Rasulullah SAW. Mendengar hal tersebut Rasulullahpun marah besar kepada Usamah dan berkata;

Apakah Engkau minta syafaat (pertolongan) terkait hudud Allah?! Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah tatkala ada orang yang terhormat mencuri, mereka biarkan; jika orang lemah yang mencuri, mereka menegakkan had atas dirinya. Demi Zat Yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya Fatimah putri Muhammad mencuri niscaya akan aku potong tangannya (HR al-Bukhari).

Saat ini, banyak orang yang kemudian berdusta, bersaksi palsu, sogok sana sogok sini, ancam sana ancam sini, dan lain sebagainya. Dalam satu kasus misalnya, sering kita temukan si fulan berbicara A, sedangkan yang lainnya berbicara B, bahkan tak jarang bertentangan antara satu dengan yang lainnya. Manusia bersaksi palsu, mulut berdusta, saksi bisa dibayar dan bersaksi sesuai kepentingannya.

Sebagai seorang Muslim yang beriman dan berpedoman kepada Alquran tentu kita harus ingat, bahwa akan ada hari di mana manusia akan mempertanggungjawabkan semua amal perbuatannya, yaitu hari (pengadilan) akhirat. Pada hari itu tidak ada yang dapat berkelit, menyogok ataupun merubah keputusannya, tidak ada beking membeking, ngeles mengeles, pasal-pasal karet yang dapat ditafsirkan semau kita, tidak ada yang terlewat sedikitpun karena yang bertindak sebagai hakim di mahsyar nanti adalah Allah sendiri, Pencipta manusia dan alam semesta ini. Bahkan mulut atau lidah kita yang pada pengadilan dunia bisa bicara dan bisa berdusta, pada pengadilan akhirat nanti akan terkunci mati, kelu dan tak bisa berkata, kendati hanya sepatah kata. Yang menjadi saksi adalah tangan, kaki, telinga, mata dan tubuh kita seperti yang Allah jelaskan dalam firman-Nya dalam surah Yasin/36 : 65 

Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.

Dalam keterangan ayat Q.S. Asyu’ara (26): 88-89, Allah menambahkan: 

Pada hari itu harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih (Aqidah tauhid). 

Pada hari pengadilan akhirat nanti, harta, anak, jabatan dan apa saja yang dibanggakan di dunia ini tidak akan berguna sama sekali. Hanya iman, islam serta amal sholeh yang dapat menolong kita. Oleh karena itu kita harus ingat, bahwa selama di dunia barangkali kita bisa mengelak dari para penegak hukum, bisa menghindar dari hukuman di dunia, namun di akhirat nanti semuanya akan diperhitungkan dan dimintai pertanggungjawaban. Karena mulut yang seringkali berdusta, bersaksi palsu, akan dikunci rapat pada hari akhirat nanti, dan semua anggota tubuh kita akan bersaksi terhadap apa yang telah kita lakukan selama di dunia.

Berdasarkan hal tersebut di atas, tentunya kita tidak perlu risau dan berkecil hati melihat fitnah yang merajalela di dunia ini, karena kita masih punya pengadilan akhirat, tempat persaksian yang sesungguhnya. Dan Allah sudah menjanjikan pada kita akan bertindak adil dan akan memutuskan semua perkara manusia seadil-adilnya.

Semoga surah Yasin yang sering kita baca, kita dapat fahami maknanya, dan kita amalkan dalam kehidupan kita, sehingga kita semakin mawas diri dalam berkata dan bertindak, dan menjadi manusia yang lebih baik lagi di masa yang akan datang. (*)


Uus Muhammad Husaini, adalah Pengurus Forum Dosen Agama Islam Universitas Serang Raya dan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir.

Editor: Andri Firmansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button