KabarTerkini

GAKSA Suarakan Perdamaian di Indonesia

biem.co“Sastra Siber sebagai Pembawa Pesan Perdamaian” adalah tema yang diusung oleh Gabungan Komunitas Sastra ASEAN (GAKSA) dalam Seminar Sastra Internasional pada 15 Desember mendatang di Aula FT. Untirta Kota Cilegon.

Pesan perdamaian ini akan disampaikan oleh para pembicara yang didatangkan dari berbagai negara Asia Tenggara, yakni Prof. Dr. Irwan Abu Bakar (Indonesia), Dr. Free Hearty (Indonesia), Dr. Victor Pogadaev (Rusia), Rohani Din (Singapura), Mahroso Doloh (Thailand), dan Muhammad Rois Rinaldi (Indonesia). Selain itu, GAKSA juga menghadirkan beberapa pengamat, di antaranya Prof. Dr. Ahmad Tajuddin dan Prof. Dr. Firdaus Abdullah dari Malaysia.

Irwan Abu Bakar, pembicara sekaligus salah satu pendiri GAKSA, mengungkapkan bahwa pada masa kini setiap orang boleh saja berbicara tentang perdamaian, karena berbicara adalah hal termudah yang dapat dilakukan oleh manusia, tapi Irwan menyadari bahwa menjaga perdamaian dunia harus diupayakan.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh GAKSA, kata Irwan, adalah dengan mempertemukan tokoh-tokoh sastra di Asia Tenggara di dalam satu tempat, satu forum, dan satu obrolan untuk berbicara tentang perdamaian dan menguatkan tekad menegakkan perdamaian di muka bumi.

“Melalui seminar ini, kami ingin menyampaikan tentang perdamaian sekaligus bagaimana cara menjaga dan terus menyuarakannya sesuai perkembangan zaman, yakni melalui alam siber. Memang bicara perdamaian bukanlah perkara mudah, karena bisa terarah kepada banyak kemungkinan, tapi setidaknya diupayakan. Sastra sebagai jalan keempat menuju kebenaran boleh dijadikan sebagai jalan menuju perdamaian itu, karena salah satu kunci perdamaian adalah kecintaan kepada proses pencarian kebenaran,” ungkap Presiden Persatuan Aktivis E-Sastera Malaysia tersebut.

Irwan menerangkan bahwa GAKSA merupakan komunitas sastra yang sungguh-sungguh dianggotai oleh komunitas-komunitas sastra dari berbagai negara, bukan semata-mata klaim atau pengatasnamaan. Komunitas-komunitas yang tergabung di dalam GAKSA di antaranya Persatuan Aktivis E-Sastera Malaysia, Lentera Sastra Indonesia, Angkatan Sasterawan Nasional Kedah (ASASI), Grup Penulis Kontemporari Medan, Putra Seni Brunei Darussalam, Bebas Melata Singapura, Kopeni Thailand, Persatuan Penulis Melayu Patani Thailand, dan Penyair Bersepah Singapura. Melalui persatuan komunitas-komunitas sastra Asia Tenggara yang menyatuhan ide dan cita-cita ini, GAKSA terus bergerak menciptakan berbagai kemungkinan baik di Asia Tenggara.

Seminar Sastra Internasional. (Sumber: Ist).

Ketua panitia pelaksana, Ega Eryani Setyatama, mengutarakan kehadiran para pembicara dari berbagai negara Asia Tenggara di Banten, tepatnya di Cilegon, dikarenakan Banten menjadi salah satu sekretariat Indonesia Gabungan Komunitas Sastra ASEAN.

“Ini bukan kali pertama GAKSA menggelar acara di Indonesia, tepatnya di Banten. sudah berkali-kali. Pada tahun 2014, Lentera Sastra Indonesia yang merupakan anggota GAKSA menggelar Temu Sastra Asia Tenggara di Cilegon, menghadirkan 120 sastrawan dari berbagai daerah Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, dan Thailand,” urai Ega Eryani.

Tahun 2016, kata Ega, E-Sastera Malaysia menggelar HesCom sekaligus menggelar ASEAN E-Writer Award bersama GAKSA. Tahun ini adalah kali ketiga kegiatan GAKSA di Banten, selain beberapa kegiatan yang diadakan di Yogyakarta dan Medan pada tahun 2014 dan 2015.

Seminar yang akan berlangsung selama 4 jam ini, dimeriahkan oleh pembacaan puisi, musikalisasi puisi, dan paduan suara. (red)

Editor: Andri Firmansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button