Film & MusikHiburan

Si Juki The Movie: Energi Jengkol dan Kebangkitan Selebriti Mainstream

biem.co – Bagi pembaca serial webtoon, tentu sudah tak asing lagi jika mendengar karakter komik strip Indonesia yang dikenal dengan nama ‘Juki’. Mata belo dan gigi tonggos menjadi ciri khas dari karakter Si Juki. Komik ‘Si Juki’ sendiri dibuat oleh Faza Ibnu Ubaidillah atau yang kerap disapa Faza Meonk. Setelah sukses hadir dalam format webtoon dan buku, kepopuleran ‘Si Juki’ menambah kancah ke dunia perfilman.

Sejak 28 Desember 2017, ‘Si Juki The Movie’ resmi tayang ke layar lebar. Diketahui, ‘Si Juki’ menjadi karakter komik pertama di Indonesia yang diangkat menjadi animasi layar lebar. Hingga satu minggu penayangannya, ‘Si Juki The Movie’ ini telah ditonton oleh lebih dari 400 ribu orang. Semua pengisi suara dalam film ini pun dilakukan oleh kalangan selebriti, seperti Indro Warkop, Bunga Citra Lestari, Jaja Miharja, Babe Cabita, Jeremy Teti, dan masih banyak lainnya lagi.

‘Si Juki The Movie’ bercerita tentang sosok Juki yang merupakan seorang selebriti papan atas, di mana pada awal cerita, ketenarannya membuat ia meraih piala sebagai selebriti terpopuler. Namun, siapa sangka, meski telah meraih piala, Juki tidak lagi banyak mendapat tawaran kerja. Kisah awal film tersebut membuat saya teringat dengan salah satu web series Indonesia yang belum lama saya tonton berjudul ‘The Publicist’. Seri tersebut menceritakan seorang aktor terkenal yang seringkali mendapat citra namun kemudian tidak lagi menerima pekerjaan, karena setelahnya ia malah menjadi pengguna narkoba. Berbeda dengan web series yang saya ceritakan tadi, Juki tidak lagi populer karena dianggap sudah mainstream, ia sudah tidak lagi berani tampil beda. Konten komik yang ia tampilkan lebih banyak memuat iklan dan promosi dibandingkan karya itu sendiri. Yang serupa dari keduanya adalah bagaimana mereka membangun kembali nama baik sebagai selebriti yang telah pudar. Hal tersebut membuat Juki ingin bangkit dan mencari sesuatu yang berbeda, yang sesuai dengan perkataan ayahnya. “Babe gue bilang, kita nggak boleh ikut-ikutan. Harus beda.”

Di saat yang sama, Indonesia terancam bahaya. Sebuah asteroid diprediksi akan jatuh menghancurkan negara. Di sanalah, tokoh Erin, kemudian muncul sampai akhir cerita. Kepada Juki, Erin meminta bantuan untuk memecahkan salahnya perhitungan yang mengakibatkan bencana tersebut akan terjadi. Ada kalimat satire yang ditaruh dalam dialog saat Erin meminta bantuan kepada Juki. “Percuma pinter kalo nggak punya suara, nggak ada yang dengerin.” Dari pernyataan Erin, Juki teringat kepada sosok pamannya, yakni Professor Juned, yang menurutnya bisa membantu mengatasi semua ini.

Professor Juned dikenal sering ‘mengeram’ di ruangannya. Rupanya, Professor Juned menciptakan berbagai hal, salah satunya sebuah ramuan. Bukan ramuan jengkol seperti yang saya sebut dalam judul, melainkan ramuan yang tercipta dari hasil ekstrak bebek. Yang kemudian menjadi energi besar ketika ditambah dengan memakan sebanyak-banyaknya jengkol. Sehingga, itulah yang kemudian menjadi kekuatan bagi Si Juki dalam membantu misi penyelamatan Indonesia.

Namun di tengah perjalanan membantu Erin, Juki malah dituduh menjadi tersangka kriminal karena diduga menjadi anggota KETIR (Kelompok Teroris Radikal) yang membuatnya menjadi buronan PENGGARIS (Penghalau Gerakan Teroris). Juki berhasil kabur dibantu teman-temannya, lalu kemudian melanjutkan kembali misi penyelamatan bencana jatuhnya asteroid hingga tuntas. Selain Juki, Erin, dan Professor Juned, banyak sekali orang-orang yang membantu dalam penyelamatan misi tersebut. Sebut saja teman setia Juki, yaitu Pocong Pinky dan juga Coro (kecoa)–yang kemudian menjadi twist akhir cerita film ini.

‘Si Juki The Movie’ masuk ke dalam kategori yang bisa ditonton semua umur. Unsur komedi menjadi pelengkap hiburan dalam film ini. Tak lupa, film ini juga menyiratkan pesan-pesan moral di dalamnya. Film ini rasanya cocok untuk mengisi liburan Anda bersama keluarga. (HH)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button