KabarTerkini

Semua Kalangan Harus Dapatkan Kesetaraan dan Kesamaan Hak

biem.co – Indonesia sebagai negara heterogen baik suku, budaya, ras, dan agama memerlukan toleransi yang sangat besar untuk dimiliki oleh seluruh warganya. Keberagaman diharapkan menjadi penyatu bagi negeri ini, bukan bahkan menjadi sekat yang justru memecah belah bangsa.

Selain perbedaan tersebut, strata sosial pun menjadi salah satu bahasan yang penting. Karena kesetaraan sosial adalah salah satu gagasan yang menunjang persatuan negeri ini.

Dian Ayu Miranti, mahasiswi semester 6 jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Serang Raya (Unsera) mengatakan, pandangannya terkait hal ini, sebagai kaum elit intelektual, mahasiswa Unsera pada umumnya sudah cukup memiliki kesadaran akan kesetaraan sosial, terbukti dengan pergaulan dikampus yang cukup membaur tanpa melihat latar belakang sosialnya.

“Namun menurut saya jika kita melihat lebih luar lagi, di Kota Serang masih ada saja orang orang yang mengelompokan dirinya masing-masing, seperti ibu-ibu arisan sosialita yang jumlahnya sudah begitu banyak,” ucap mahasiswi kelahiran Serang, 25 Mei 1996 ini.

Kesadaran mahasiswa Unsera, lanjutnya, yang cukup toleran ini dapat menjadi virus yang positif yang kemudian juga dapat mengurangi kasus bullying yang marak terjadi belakangan.

Sementara menurut aktifis Himpunan Mahasiswa Islam Univeritas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanudin (HMI UIN SMH) Banten, Totong Romdani berpendapat, dalam membuat program ia berharap pemerintah harus lebih serius dan memperhatikan tentang kesetaraan sosial ini.

“Kendati ada beberapa kesenjangan sosial di negara ini saya rasa mungkin bukan karena pemerintah yang tidak memperhatikan kesetaraan sosial itu, akan tetapi pelaksanaan program yang sudah dibuat tidak tepat,” tegas mahasiswa semester 8, jurusan Ilmu Hadist ini.

“Ada beberapa poin ketidaksenjangan di negara ini yang pertama kesehatan, pendidikan, politik dan hukum.Seharusnya kesetaraan benar-benar seimbang, harus tepat sasaran karena kalau tidak tepat maka timbul adanya ketidakseimbangan antara yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, yang pintar makin pintar dan yang bodoh semakin bodoh,” ungkapnya.

Disisi pandangan kesetaraan kaum disabilitas, Ferly Fitri Utami, guru khusus disabilitas Sekolah Pandita Kota Serang mengemukakan, kesetaraan sosial saat ini sudah agak meningkat dibanding sebelumnya, karena terlihat sudah banyak lembaga atau organisasi yang bersosialisasi tentang anak berkebutuhan khusus.

“Pada umumnya untuk sudah banyak yang peduli dengan anak disabilitas. Tapi banyak juga orang yang masih memandang sebelah mata kepada anak disabilitas,” ujar mahasiswi Univeritas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) semester 8, jurusan Pendidikan Luar Biasa ini.

Ia berharap semua pihak memberikan kesetaraan sosial kepada anak-anak disabilitas, dengan cara semua disamakan hak dengan anak-anak normal lainnya baik sosial dan pendidikan. “Dengan mengajak anak disabilitas bergabung dengan anak normal lainnya, perlahan akan timbul rasa percaya diri. Memberi pengarahan kepada dua arah baik motivasi kepada anak disabilitas dan sisi lain pengertian kepada anak normal lainnya,” terangnya.

Pada intinya saya mengharap anak disabilitas diberikan hak, memberi kesempatan serta kesetaraan. “Jangan sampai ada perbedaan antara anak yang disabilitas dan normal agar semua tidak ada kesenjangan,” tutupnya. (Umin-Juanda/Dion)

Editor: Esih Yuliasari

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button