Sosok

Fikri & Fiqi, Si Kembar Asal Pandeglang Peraih Beasiswa di Rusia

biem.coAda pepatah mengatakan, tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina. Itulah peribahasa yang hingga kini masih dipegang teguh untuk mereka yang yakin dengan mimpinya untuk bisa melanjutkan studi ke luar negeri. Begitu pula oleh duo kembar asal Kabayan, Pandeglang , Fikri Sulthan dan Fiqi Sulthan. Keduanya berhasil mendapatkan beasiswa S1 Rusian Federation Government Scholarship yaitu beasiswa dari Pusat Kebudayaan Rusia.

Tinggal di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) tak menghalangi keduanya untuk meraih asa. Berbekal kemampuan berbahasa asing yang mereka asah lewat media digital dan tekad kuat, Fikri dan Fiqi yakin dapat kuliah di luar negeri. Memang tidak mudah untuk meraih beasiswa ke luar negeri terlebih Rusia, begitu pula yang Fikri dan Fiqi rasakan. Mereka mengaku sempat mengalami kegagalan beberapa kali sebelum akhirnya lolos seleksi beasiswa.

“Sempat gagal di dua beasiswa Turki termasuk Türkiye Bursları 2017. Terus akhirnya ikut SNMPTN dan alhamdulillah lolos. Fikri lolos di Unpad dan Fiqi lolos di UI, sama-sama jurusan sastra Rusia,” terang Fikri pada awak biem.co.

Setelah hampir satu tahun kuliah, ternyata mimpi mereka untuk kuliah di luar negeri tak kandas sampai disitu saja.     Lalu keduanya mencoba kembali beasiswa yang diselenggarakan Pusat Kebudayaan Rusia (PKR). Dan dinyatakan lolos.

“Perjuangan sekali saat ikut tahapan demi tahapan. Karena jarak waktunya yang berdekatan. Setelah nunggu 2 bulan, akhirnya Alhamdulillah dapat kabar baik keterima di Universitas Kazan Federal jurusan Hubungan Internasional. Kami tidak langsung kuliah sesuai jurusannya. Harus kuliah bahasa selama satu tahun di Universitas Mari State di Yoshkar-Ola. Memang beasiswanya tidak sepenuhnya dibiayai, hanya biaya kuliah saja. Jadi biaya hidup bayar sendiri. Sebelumnya sempat ragu. Karena dapat dukungan penuh dari orang tua, alhamdulillah lanjut,” terang Fikri.

Fikri&Fiqi
Foto: Ist

Saat ditanya alasan mengapa keduanya memilih Rusia, Fiqi mengaku bahwa tertarik pada sistem pendidikan Rusia yang tak kalah dengan negara Eropa lainnya.

“Subsidi pemerintah Rusia sangat besar, jadi untuk harga barang, tempat tinggal, dan lainnya cenderung lebih murah di banding negara lain. Terlebih untuk mahasiswa. Bonusnya, hubungan politik antara Rusia dan Indonesia juga terjalin kuat, hal ini bisa menguntungkan untuk lebih mudah cari pekerjaan disini”, tandasnya.

“Walaupun terkenal dengan negara yang masyarakatnya keras dan cuek, tapi semenjak SMA sudah jatuh cinta dengan kebudayaan dan bahasanya lewat kenalan yang asli orang sana,” tambah Fikri.

Selain itu, dukungan dari keluarga terutama orang tua menjadi salah satu alasan mereka dapat mewujudkan mimpi. Fikri menyatakan bahwa mamah selalu mendukung keinginan mereka.

“Saat pertama dikabari mamah nangis dan langsung sujud syukur. Ibu selalu mendukung, yang penting kita semangat belajar,” terang pemuda yang lahir di Jakarta, 25 Oktober 1999.

Rusmiyati, mamah si kembar yang juga Guru Sosiologi dan SKI (Sejarah Kebudayaan Islam), mengaku sangat terharu dan bangga terhadap pencapaian yang diraih kedua anaknya.

“Saya mendukung apapun selama itu positif. Si Kaka (sapaan Fikri dan Fiqi di rumah) memang hobinya main skype. Temannya banyak dari luar negeri termasuk Rusia. Terus hobinya nyanyi, suka main keyboard juga. Kalo masalah biaya, Insha Allah rezeki diusahakan darimana saja, yang penting Si Kaka berhasil,” pungkasnya.

Agustus nanti, Fikri dan Fiqi akan pindah ke kampus sesuai jurusan mereka dan belajar seperti biasanya. Semoga menjadi inspirasi sobat biem semua! (rai)

Editor: Irwan Yusdiansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button