Film & Musik

Sampaikan Kritik dengan Cara Berbeda, Mahasiswa Serang Ciptakan Lagu Tolak UU Cipta Kerja

KOTA SERANG, biem.coSobat biem, seperti kita ketahui bersama, aksi penolakan terhadap pengesahan UU Cipta Kerja atau omnibus law telah banyak dilakukan di sejumlah wilayah, tak terkecuali di Serang, Banten. 

Tidak hanya buruh, sejumlah mahasiswa pun ikut terlibat menyuarakan sikapnya agar RUU yang telah disahkan menjadi Undang-undang itu dibatalkan dengan menggelar sejumlah aksi demo menolak omnibus law

Tak mau ketinggalan, sejumlah pengguna sosial dari berbagai kalangan juga terlihat membanjiri penolakan tersebut, lewat sejumlah status yang diunggah di akun masing-masing. Bahkan, tagar #DPRRIKhianatiRakyat #MosiTidakPercaya yang dibuat untuk menyuarakan penolakan tersebut menjadi topik paling trending di lini masa Twitter.

Hal yang sama juga dilakukan oleh seorang mahasiswa asal Serang, Banten, Muhammad Fathur Rozak. Meski tidak ikut langsung dalam aksi demo, Fathur ikut mengkritisi kebijakan tersebut melalui cara yang berbeda dengan membuat sebuah lagu. 

“Lagu ini dibuat untuk mengkritisi kebijakan di DPR RI yang telah mengesahkan RUU Cipta Kerja menjadi Undang-undang yang sah. Selain itu, lewat lagu ini juga saya ingin menyampaikan dukungan kepada kawan-kawan yang terjun langsung ke lapangan untuk berjuang,” ungkapnya kepada biem.co, Rabu (7/10/2020). 

Fathur berharap, dengan adanya penolakan yang dilakukan oleh sejumlah masyarakat, khususnya dari kalangan buruh dan mahasiswa, pemerintah baik eksekutif ataupun legislatif mencabut kembali Undang-undang yang dinilai menyengsarakan rakyat.

Berikut lirik lagu yang diciptakan Fathur, mahasiswa yang baru saja mendaftar di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan tersebut. 

Kini sudah terlanjur
Menjadi sebuah kekacauan
Apa kalian tidak lelah
Bertindak tanpa berpikir

Kita hanya sebagian kecil
Tidak bisa bersuara besar
Bergerak dengan kerumunan
Karena sebuah alasan 

Maju terus tanpa pandang bulu
Lindungi semua hak kita
Berpikir jernih, kita bersama
Tanpa ada rasa curiga
Berperang melawan kebohongan

Demi sebuah keadilan

Kita Pantang Mundur
Kita Pantang Mundur

Di tengah lagu, Fathur juga menyisipkan narasi berupa puisi tentang kondisi negeri ini. 

“Detik ini, negeri kita sudah lelah. Mereka memalingkan semua harapan rakyat. Kita berdiri satu arah dalam kesengsaraan. Untuk seluruh rakyat, menghentikan penindasan. Sang miskin jadi miskin. Sang kaya makin menjadi,” demikian bunyi narasi puisi di lagu yang Fathur ciptakan. 

Ia menambahkan, apa yang dilakukannya semata-mata untuk melakukan pembelaan terhadap rakyat Indonesia yang kondisinya semakin tertindas.

“Semua rakyat Indonesia berhak mengemukakan pendapat. Namun kita juga perlu mengingat bahwasanya di kondisi seperti ini, harus memperhatikan keselamatan dan kesehatan kita masing-masing dan jangan sampai berujung kepada aksi anarkis. Karena pena lebih tajam daripada pisau,” tutupnya. (Arief)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button