BREBES, biem.co — Sobat biem, video yang diunggah Facebook Seputar Tanjung Brebes berdurasi 38 detik yang mempertontonkan insiden sejumlah warga yang tiba-tiba menggeruduk RSUD Brebes, Jawa Tengah viral.
Mereka mengamuk diduga karena pihak keluarga tidak terima pasien dinyatakan positif Covid-19 oleh pihak RSUD Brebes. Keluarga pasien meninggal yang dinyatakan positif Covid-19 mendatangi RSUD Brebes bermaksud mengambil paksa jenazah tersebut hingga terjadi pengrusakan.
Sejumlah fasilitas RSUD Brebes dirusak, termasuk pintu masuk hingga kaca pecah berhamburan. Tidak hanya merusak kaca, massa pun terus memaksa masuk serta melakukan tindakan kekerasan terhadap dua orang satpam yang sedang bertugas menjaga pintu utama RSUD Brebes. Setelah diketahui, massa tersebut merupakan warga Desa Keboledan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.
Mereka memaksa masuk ke ruang isolasi tempat jenazah disimpan, untuk dibawa pulang oleh pihak keluarganya. Para pengunjung RSUD Brebes yang saat itu sedang menunggu antrean besuk pasien dan berobat jalan pun panik, tetapi segera diatasi oleh pihak keamanan.
Direktur RSUD Brebes, drg. Oo Suprana menuturkan, pasien tersebut setelah dinyatakan meninggal dunia terkonfirmasi positif Covid-19. Rencananya, jenazah akan dimakamkan sesuai dengan standar protokol kesehatan.
“Pihak keluarga memaksa minta pemulangan jenazah secara paksa, padahal sebelumnya kami sudah memberikan penjelasan dan pemahaman terhadap keluarganya. Namun, tetap bersikeras untuk memulangkan jenazah secara paksa,” ujarnya.
“Pasien terkonfirmasi positif Covid-19, salah satu warga Desa Keboledan, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, yaitu seorang ibu hamil, DW. Sebelumnya sudah dilakukan rapid test dan dari hasil rapid test dan swab PCR tersebut ibu hamil itu menunjukkan hasil reaktif,” sambungnya.
Ia pun menyatakan, pihak RSUD Brebes melakukan upaya koordinasi dengan pihak keluarga pasien memberikan pemahaman dan pengertian agar pemakaman jenazah tetap harus standar protokol kesehatan. Dari hasil musyawarah, pada akhirnya pihak keluarga pasien positif Covid-19 dibawa kembali ke RSUD untuk dimakamkan sesuai dengan protokol kesehatan.
“Alhamdulillah, setelah kami bersama pihak Polres Brebes melakukan upaya dengan memberikan pemahaman terhadap keluarganya dan kemudian mereka menyadarinya,” pungkas Oo.
Sementara itu Sumarlin, suami almarhumah mengaku masih tidak percaya jika istrinya meninggal karena Covid-19.
“Pasalnya, tadi malam sudah diperbolehkan pulang. Namun, tiba-tiba sekitar pukul 01.30 dini hari mengalami sesak napas dan tidak diketahui penyebabnya apa, lalu meninggal dunia. Ini persoalannya, sehingga warga dan saudara-saudara saya datang ke RSUD untuk mengambil jenazah istri saya. Jika sebelumnya diberitahukan bahwa almarhumah positif Covid-19, mungkin warga menyadari hal itu,” ungkap Sumarlin.
Distrik Brebes Lembaga Swadaya Masyarakat GMBI melalui anggotanya Syamsul Ma’arif mengatakan, meskipun pihak rumah sakit telah menyatakan bahwa pasien positif Covid-19 hasil dari rapid test dan Sweb PCR, pihaknya tetap berharap pihak rumah sakit memberitahukan kepada pihak terkait.
“Kami berharap agar pihak RSUD Brebes bila pasien betul-betul positif Covid-19 harus melakukan pemberitahuan atau koordinasi dengan pihak Pemerintah Desa, Polsek maupun Polres. Hal ini agar jangan sampai insiden seperti ini terulang kembali,” paparnya.
Kapolres Brebes, AKBP Gatot Yulianto berharap agar kejadian tersebut tidak terulang kembali.
“Keselamatan masyarakat itu hukum tertinggi, hal ini kita harus patuh dan disiplin terhadap protokol kesehatan. Selain itu, saya minta agar masyarakat jangan cepat terprovokasi,” tandasnya. (yadi)