Kabar

Komunitas Banten Peduli Kemanusiaan Berbagi Kebahagiaan Bersama 100 Yatim dan Dhuafa

biem.co — Sebagai hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 Rabiul Awal oleh sebagian umat Islam di Tanah Air diperingati dengan berbagai acara keagamaan, seperti kajian atau disklusi ke-Islaman, pengajian, dan juga ada yang berbentuk kegiatan amal, sedekah dan sosial.

Sebagai suri teladan, Rasulullah juga meninggalkan warisan terkait kegiatan amaliyah, berupa berbagi kepada sesama, salah satunya dalam wujud sedekah itu.

Hal itu, salah satunya diriwayatkan dalam Hadits Rasulullah (HR) Muslim, yakni “Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau memberikan kelebihan hartamu, itu sangat baik bagimu. Jika tidak, itu sangat jelek bagimu. Engkau tidak (akan) dicela karena kesederhanaanmu. Dahulukanlah orang yang menjadi tanggunganmu. Sebab, tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah”.

Tentu, jika harus digali, masih banyak hadits lainnya yang terkait dengan itu.

Peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Pondok pesantren, madrasah, sekolah, majelis taklim, dan komunitas lainnya, bahkan di pelosok kampung dan desa-desa, hampir setiap tahun memperingatinya.

Salah satu yang mengisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu dengan kegiatan berbagi dan amaliyah sedekah adalah yang dilakukan Komunitas Banten Peduli Kemanusiaan di Kampung Sukahati, Desa Kalanganyar, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Dilaksanakan di Hari Santri Nasional 22 Oktober 2021 di Labuan Pandeglang Banten, Banten Peduli Kemanusiaan melakukan Khotmil Quran dan Doa Bersama 100 Yatim & Dhuafa.

Dengan Tema “Cinta Yatim, Berkah Manfaat Bahagiakan Bersama”, Acara yang dilakukan secara Luring ini digelar dalam rangka menyambut Maulid Nabi.

Dalam doa bersama yang dipanjatkan, para peserta bersama 100 yatim dan dhuafa mendoakan semoga Indonesia segera pulih dari pandemi Covid-19 dan berbagai dampaknya yang masih kita rasakan bersama hingga saat ini.

Salah satu tokoh masyarakat Labuan, KH. Muhammad menyampaikan apresiasi yang tinggi atas terselenggaranya acara tersebut. “Karena selain diisi permohonan kepada Allah agar Indonesia terlepas dari pandemi, acara ini juga mengajarkan kepedulian kepada kita semua untuk berbagi kepada anak-anak yatim dhuafa di tengah pandemi,” katanya.

Sementara itu, Eko Supriatno inisiator kegiatan ini juga menyampaikan melalui maulid nabi dan kegiatan berbagi ini diharapkan menjadi media edukasi yang efektif dan bukan sebatas seremonial belaka

Bertepatan dengan tibanya bulan kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW, 1 Rabiul Awwal 1443 Hijriah, kami terus berbagi dengan membagikan santunan kepada anak yatim dan dhuafa,” ungkapnya.

Eko Supriatno

Eskpresi Kebahagiaan

Menurut penggagas Gerakan Jumat Berkah Berbagi Eko Supriatno bahwa ada beragam cara yang dapat dilakukan oleh umat Islam untuk mengekspresikan kegembiraan atas datangnya bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, termasuk pada Rabiul Awwal 1443 H.

Terhitung sudah sejak lama komunitas ini menyelenggarakan aktivitas rutin berbagi sedekah Jumat.

Semoga gerakan ini membawa berkah bagi para dermawan, mustahik dan amilin yang terlibat, menjadi tabungan energi positif tak terhingga yang membawa kebaikan secara berkelanjutan,” ujar cendekiawan muda Banten ini.

Dosen Universitas Mathla’ul Anwar Banten tersebut juga tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas dukungan sedekahnya.

Selain itu, Ia berharap kegiatan itu menjadi “wasilah” (perantara) turunnya rahmat dan berkah berkelanjutan dari Allah SWT. “Sedekah dapat mencegah bencana. Bala bencana tidak akan mendahului sedekah,” sambungnya.

Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, membangun semangat saling membantu, termasuk dalam bersedekah, juga dikuatkan Tokoh Masyarakat Labuan, KH. Muhammad.

Dalam kesempatan lain, KH. Muhammad juga menyampaikan pada masa sulit saat ini, ia bersyukur bahwa pandemi ini menumbuhkan solidaritas dan kepedulian sosial, di mana sntartetangga kini saling menjaga, antarkampung saling membantu, dan antaranak bangsa dari berbagai suku, agama, dan kelompok bergerak bersama-sama untuk berbagi kepedulian.

Menurut KH. Muhammad dana sosial keagamaan yang diberikan umat beragama selama masa pandemi ini, menjadi salah satu bentuk solidaritas untuk mengadapi masa-masa sulit. “Karena modal terbesar dalam menghadapi tantangan dan cobaan apa pun adalah persatuan dan kesatuan di antara sesama anak bangsa,” tandasnya. (*)

Editor: Esih Yuliasari

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button