Film & Musik

Review Film Miracle in Cell No. 7

biem.co — Miracle in Cell No. 7 adalah film baru yang booming. Saat ini sedang menjadi daya tarik publik karena mengadaptasi dari film Korea Selatan yang berjudul sama dengan yang telah diadaptasi oleh Indonesia. Film layar lebar satu ini telah membuat banyak penonton menangis hingga terisak-isak dan hingga membuat saya sendiri malu untuk keluar dahulu dari ruangan biskop.

Film Miracle in Cell No. 7 ini sudah hadir di beberapa versi, terbaru adalah Indonesia. Miracle in Cell No. 7 versi Indonesia ini diarahkan oleh sutradara populer yaitu Hanung Bramantyo. Beberapa film yang pernah ia sutradarai, di antaranya Brownies (2004), Lentera Merah (2006), Surga Yang Tak Dirindukan 2, Ayat-ayat Cinta (2008), Get Married (2007), Soekarno (2013), Perahu Kertas (2017), dan masih banyak film keren Indonesia lainnya.

Dodo Rozak ialah sesosok ayah yang bernasib malang. Dodo Rozak dulunya menikah dengan seorang perempuan yang sama-sama berasal dari panti asuhan. Setelah itu mereka menikah dan memiliki anak yang bernama Kartika. Kartika adalah sosok gadis mungil yang sangat cantik, pandai, penyayang, penyabar, serta perhatian. Dodo Rozak adalah sosok ayah berkebutuhan khusus, dengan harian bekerja sebagai tukang balon keliling. Dodo Rozak hanya hidup bersama sang buah hati yang bernama Kartika.

Dodo merupakan seorang pedagang balon keliling. Berkeliling dari rumah ke rumah, dari desa ke desa, dari kampung ke kampung, Dodo selalu sabar dan tabah dalam menjalani hidupnya dengan menafkahi anaknya yang ia cintai yaitu kartika. Kartika selalu membawakan baju untuk ganti ayahnya dan bekel untuk makan siang ayahnya. Dan pada saat itu Dodo lapar dan ingin beristirahat setelah berkeliling seharian, dan akhirnya Dodo beristirahat di samping rumah seorang pejabat kaya.

Pada saat itu, Dodo melihat ada anak yang sedang marah keluar dari mobil putih dengan membanting pintu mobil dan meberikan raut wajah yang kesal dan marah. Sehingga Dodo memiliki niatan baik, yaitu memberi anak itu sebuah balon lucu agar tidak merajuk lagi. Tetapi hal itu malah membawa malapetaka untuk dirinya sendiri. Malapetaka itu datang dengan motif tuduhan. Dodo dituduh menjadi seorang pembunuh, sehingga Dodo harus dipenjara dan dijebloskan ke sel nomor 7.

Di dalam sel nomor 7, Dodo mendapatkan teman baik. Mereka adalah Japra (Indro Warkop), Atno (Indra Jegel), Zaki (Tora Sudiro), Yunus (Rigen Rakelna) dan Asrul (Bryan Domani).

Suatu hari, terjadi kerusuhan di lapas dikarenakan seorang narapidana merasa terusik oleh bisnis yang dikendalikan Japra dari balik jeruji besi. Ia mencoba menghabisi Japra namun upaya ini digagalkan Dodo. Dodo tertusuk barang keras di bagian tubuhnya dan mengakibatkan Dodo mengalami luka tusuk dan harus dilarikan di rumah sakit lapas. Karena mereka merasa utang budi, di sinilah mereka mulai akrab dan dekat sehingga Japra meluluskan permintaan Dodo untuk bertemu dengan anak emasnya, Kartika.

Pada saat acara keagamaan bersama di lapas, Kartika datang dengan rombongan keagamaannya. Di tengah acara, Kartika pun diselundupkan ke penjara oleh Japra dan kawan-kawannya. Lambat laun aksi ini tepergok oleh sipir. Dan akhirnya, Kartika dikembalikan lagi pulang dengan baik-baik.

Aksi ini mereka lakukan tidak hanya sekali saja, tetapi beberapa kali dengan alasan untuk membuat Kartika tersenyum bahagia dengan bertemu dengan sesosok ayah yang ia cintai. Hingga pada suatu hari ditemukanlah sesosok petinggi lapas yang diperankan oleh Denny Sumargo yang membela dan membantu mengusut tuntas kasus dari yang dialami Dodo. Tidak hanya itu, petinggi ini akhirnya mengangkat Kartika sebagai anak angkatnya. Kartika sangat dicintai oleh keluarga manis dari keluarga petinggi lapas itu.

Seiring berjalannya waktu, singkat cerita, Kartika yang awal mulanya bercita-cita sebagai seorang dokter saat beranjak masa dewasa ia menjadi seorang pengacara dengan bantuan dari orang tua barunya. Hal itu ia lakukan demi mengadili hingga tuntas permasalahan yang diidap oleh Ayah kesayangannya yaitu Dodo. Kartika berupaya membersihkan nama Dodo yang mengidap mental illness dan dicap sebagai seorang pembunuh sekaligus pemerkosa anak kecil.

Jujur setelah nonton Miracle In Cell No.7 seperti berada dalam posisi seorang Kartika dan merasa sebagai banyak tokoh yang ada di situ. Film ini cocok banget buat kalian yang hobi nontonin film yang genrenya sedih. Dibuat nangis, ketawa, campur aduk banget waktu nonton film ini karena pemainnya yang benar-benar berperan dan akting dengan baik dari pembawaan dan penjiwaan. Di samping itu juga tata rias dari look location, look costume, dan lain lainnya benar-benar oke banget.

Ada lagi part bikin nangis yaitu saat Kartika menangisi ayahnya yang dibawa kepolisian dengan keadaan hujan deras. Tidak hanya itu, melihat tawa, senyum, riang dari Kartika waktu kecil bikin kebawa perasaan banget sampai nangis. Apalagi part ayahnya mau dipindahin lapas.

Dan yang bikin kebawa perasaan sedih, nangis, sampai nggak kuat banget itu waktu dengar backsound dari film ini yang judul lagunya ‘Andaikan Kau Datang’ yang di-cover oleh Andmesh dan diproduksi oleh Falcon Music Indonesia.

Dengan lirik yang benar-benar ringan dan gampang banget dicerna. Lagu ini sukses bikin baper.

Kalau ditanya kekurangannya dari film ini, menurut aku pribadi benar-benar anti miss banget. Tapi buat kalian yang nonton ini wajib banget nontonnya harus serius biar nggak bingung dan biar benar-benar terasa di hati kalian. Karena alur di film ini maju mundur dan kadang kalau nontonnya nggak serius bisa bikin kebingungan.

Jangan lupa siapkan tisu dan bawa kacamata hitam. Karena film ini benar-benar bakal bikin kalian menangis haru.***

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button