OpiniReview

Aldi Renaldi: AIKA, Cara Memberdayakan Potensi Diri

biem.co – Apakah Anda termasuk orang yang mempunyai ide dan kreativitas? Merasa sulit menuangkan dan mengeskplorasi semua hal tersebut?

Ide hanya akan jadi sekadar ide, jika tidak didukung dengan ketekunan dan keberanian untuk mengubahnya menjadi produk yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain.

Sayang sekali jika memang Anda termasuk orang yang hanya bisa diam di tempat dan tidak melakukan sesuatu. Yang ada, Anda hanya akan menjadi orang yang merugi. Nah, untuk mencegah hal itu terjadi kepada Anda, yuk ikuti program Beasiswa AIKA.

Ada yang tahu apa itu AIKA? Ya, betul sekali, AIKA adalah akronim dari Akademi Indonesia Kreatif, di dalamnya terdapat sebuah program beasiswa yang dinisiasi oleh CEO biem.co, Kak Irvan Hq beserta Direktur AIKA, Kak Mahdiduri, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi anak muda di Banten.

Cara mendaftarnya bagaimana? Programnya itu untuk siapa saja dan ada apa aja sih, di AIKA?

Sahabat biem, program AIKA ini terbuka untuk semua anak muda dengan kisaran usia 13-23 tahun. Di AIKA sendiri terdapat empat program bidang pembelajaran, yaitu Jurnalistik, Multimedia, Desain Grafis, dan Web/Apps Developer.

Seleksinya pun cukup ketat, mulai dari seleksi administrasi sampai kepada wawancara. Dari hasil seleksi tersebut, nantinya akan terpilih lima orang pada masing-masing bidang pelatihan yang akan dijalani selama tiga bulan. Untuk saat ini, program yang sudah dibuka adalah bidang jurnalistik. Nah, saya sendiri termasuk yang mendapatkan beasiswa bidang  jurnalistik tersebut.

Kenapa sih cuma untuk lima orang, tidak sepuluh atau bahkan lima puluh?

Menurut saya, mungkin saja tujuannya agar suasana belajar lebih kondusif, sehingga nantinya materi  yang disampaikan bisa terserap dengan baik. Barangkali juga, karena bisa lebih mudah melihat perkembangan para mahasiswanya, sebab setelah ini kami semua akan terjun langsung ke dunia kerja.

Nah, sedikit cerita, nih! Awal terpilih, saya baru tau kalau ke lima orang ini masing-masing punya basic kepenulisan lho, mulai dari penulis blog, penulis di organisasi tempatnya bernaung, penulis di berbagai komunitas, juga penulis puisi. Tapi fokus beasiswa ini bukan ke puisi atau cerpen, melainkan tata cara memproduksi suatu berita yang baik dan benar.

Apa sih bedanya program Beasiswa AIKA dengan program yang lain dan pelaksanaan programnya seperti apa?

Di sana, kita diajarkan tata cara menulis berita straight news (hard news, dan soft news), belajar tata cara wawancara yang baik, membuat advertorial produk, product review, remake news, dan editing. Bukan hanya itu saja, kita juga diberi kesempatan langsung untuk terjun langsung ke lapangan, praktek langsung gitu, lho! Jadi selain materi, pengalaman terjung ke lapangan pun bisa saya rasakan.

Program ini bernilai Rp7 juta per orang lho! Apa Anda tidak tergiur dengan uang segitu?

Awal mendaftar, saya sempat berpikiran kalau lolos nanti, saya akan mendapatkan uang Rp7 juta tersebut. Dalam pikiran saya, saya langsung berkeinginan untuk beli handphone baru, beli tas, dan keperluan lain, sisanya buat orang tua dan ditabung. Tapi ternyata dugaan saya salah, ketika terpilih, uang Rp7 juta di sini bukan langsung diuangkan, tetapi dimasukkan ke dalam berbagai aspek, mulai dari fasilitas ruangan yang nyaman meskipun tidak ada AC hanya ada satu kipas angin, meja bundar tempat kita belajar, dan wifi yang super kencang. Kadang saat jam istirahat, wifinya saya gunakan untuk men-download berbagai musik dan video, hemat kuota dong dari pada download pake hp di rumah, kan! Hahaha. Tentu, hal ini membuat para mahasiswa AIKA sangat nyaman banget berada di dalamnya saat pelatihan. Untuk komunikasi terhadap kelimanya pun lewat media sosial facebook dan whatsapp.

Pengajarnya siapa, sih? Keren gak? Orang terkenal bukan?

Oh jelas, pengajarnya pun tak kalah keren dari para mahasiswanya. Materi jurnalistik ini diberikan langsung oleh Direktur AIKA, Kak Mahdiduri. Ia adalah laki-laki berpostur tubuh sekitar kurang lebih 160 cm dan juga berkumis khas ini, ilmunya tentang jurnalistik banyak sekali di kepalanya, sampe-sampe kadang berbagai tugas yang saya buat kesannya selalu salah, padahal saya rasa waktu mengerjaknnya sudah serius, ya, namanya masih belajar di dunia kepenulisan. Tapi tak apa-apa, dari kesalahan itu saya bisa memperbaiki diri, hal tersebut memicu saya untuk terus membuktikan kepada beliau bahwa saya pasti bisa menjadi penulis.

Apa saja yang diajarkan? Lantas, selama di AIKA, kegiatannya apa saja?

Di sana kita dituntut untuk benar-benar paham setiap materi yang diajarkan. Materinya disusun berdasarkan kebutuhan pasar. Setelah pelatihan ini selesai, kelima mahasiswa ini langsung magang di media online biem.co selama satu tahun. Jadi saya rasa, program ini benar-benar sangat bermanfaat, apalagi untuk kalian yang bercita-cita jadi jurnalis dan reporter seperti saya ini.

Meskipun pelatihan ini dilaksanakan setiap Sabtu dan dalam kurun waktu tiga bulan pelatihan, serta menguras uang saku karena saya harus bolak balik Cilegon-Serang naik angkot dan bus tapi hal tersebut sepadan dengan fasilitas dan hasilnya.

Oh iya, selama pelatihan tiga bulan tersebut, setiap orang hanya punya kesempatan izin selama satu kali, jadi kalo misalnya mau izin karena hal yang tidak terlalu urgent, mending tidak perlu izin, karena ketinggalan satu materi aja, rasanya sangat rugi. Setiap selesai pelatihan, kami diberikan tugas yang deadline pengumpulannya setiap Kamis.

Rasanya dapet ilmu tiga bulan dari pelatihan ini tuh sudah setara banget dengan mahasiswa ilmu komunikasi jurusan jurnalistik. Dijamin gak ada bedanya, dan ilmunya sangat berguna banget ke depannya. Seru banget pokoknya lah, the best ever.

Bagi saya, program beasiswa ini sangat cocok untuk para kalangan muda yang sedang giat-giatnya untuk mencari pengalaman dan juga mengembangkan kapasitas diri.

Kekeluargaan antar kelima penerima beasiswa dengan pengurus biem.co yang lain begitu kental banget, mulai dari chatting-an di facebook, sering diajak untuk menghadiri acara-acara yang ada di Banten terkadang diberi kesempatan untuk meliput juga.

Harapan ke depannya semoga program ini melahirkan bibit-bibit anak muda Banten yang produktif dan berkualitas di bidangnya masing-masing, juga bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Ayo ikuti program-program beasiswa AIKA yang lain, siapkan diri Anda beserta persyaratannya, karena Banten punya harapan pada potensi-potensi mudanya untuk bisa membawa nama baik Provinsi Banten. (*)


Aldi Renaldi, adalah mahasiswa AIKA 2016.

Editor: Andri Firmansyah

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button