KOTA TANGERANG SELATAN, biem.co – Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan dan Kepemudaan (PTKK) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat menggelar kegiatan bertajuk diskusi di Sekretariat HMI Cabang Ciputat, Sabtu, (31/3/2018).
Dalam diskusi bertemakan “Mengungkap Modus-modus Vivendi dan Praktik Korupsi di Tangerang Selatan” ini, menghadirkan Ir. Kemal M.S. yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Tangsel sebagai pembicara. Selain itu, hadir puluhan kader HMI Ciputat memenuhi forum diskusi dengan antusias.
Kemal dalam sambutannya mengungkapkan, dirinya bangga bisa bertemu dalam momen diskusi bersama para kader HMI Ciputat dalam membahas terkait isu Korupsi di Tangsel.
“Saya bangga bisa berdiskusi dengan teman-teman HMI perihal Korupsi ini, banyak permasalahan-permasalahan yang harus kita benahi di Tangsel dan kita carikan solusinya bersama,” ungkapnya.
Kemudian, lanjut Kemal, tidak dapat dipungkiri banyak persoalan tentang maraknya kasus praktik korupsi di Kota Tangsel. Salah satu kasus yang diduga terjadi praktik korupsi adalah adanya ketidakjelasan pelaporan sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa) akhir keuangan.
“Misalkan terkait silpa tangsel yang dari 2013 sampai 2017 terakhir kemarin banyak permasalahan. Pertama terkait angka silpa yang stagnansi yang mencapai angka 500 M. Kedua terkait penempatan uang silpa hanya di Bank BJB Tangsel saja, ini saya kira persoalan serius mengingat uang sebesar itu tidak tahu kita larinya kemana,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Bidang PTKK HMI Cabang Ciputat A. Imam Santoso mengatakan, diskusi yang menyoal korupsi ini sengaja digelar untuk memberikan wawasan mengenai korupsi kepada para kader HMI.
“Korupsi itu persoalan serius, jadi korupsi harus kita tangani dan kita carikan jalan keluar sama-sama untuk memberantasnya. Tujuan kita mengadakan diskusi ini untuk memberikan wawasan secara mendetail kepada seluruh kader HMI terkait korupsi,” tuturnya
Imam menambahkan, perlu adanya kontrol terhadap isu nasional maupun lokal, serta diiringi dengan memberikan solusi konkret dalam penyelesaian masalah yang terjadi.
“Kita semua harus punya komitmen integritas serta wawasan luas terkait isu yang berkembang di masyarakat baik nasional maupun lokal, sehingga kita bisa memberikan solusi cerdas. Karena bisa jadi siapa yang tahu masalahnya, pada akhirnya dialah yang tau solusinya,” pungkasnya. (awd)