KabarTerkini

Disnaker Provinsi Banten Gelar Penerimaan, Pelatihan, dan Penempatan Kerja SDM Industri

KOTA SERANG, biem.co — Dinas Tenaga kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Banten menggelar kegiatan Penerimaan, Pelatihan dan Penempatan Kerja SDM Industri Banten Tahun 2018 di Pendopo Gubernur, Senin (23/04). Dalam kegiatan yang dibuka oleh Gubernur Banten Wahidin Halim tersebut, dihadiri tak kurang 500 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang tersebar di Provinsi Banten.

Gubernur pun memotivasi para lulusan SMK untuk meningkatkan kemampuan di bidang yang ditekuni. Terlebih, Banten termasuk salah satu provinsi yang memiliki ribuan industri. “Masa depan kalian penuh persaingan.  Semakin ke depan, kompetensinya semakin tinggi,” katanya.

Di samping kompetensi, Gubernur juga mengingatkan agar para siswa tersebut mempunyai mental bersaing dengan etos kerja yang tinggi.

“Jadi, memang kita harus bersaing dari mentalitas jiwanya, moralitasnya, kemauannya, motivasinya, dan keinginannya untuk bersaing. Jiwanya yang harus dibangun, kalau kerja sekadar kerja tanpa mau meningkatkan profesi dan kompetensi, akan susah bersaing,” pesan Gubernur.

Dalam kesempatan yang sama, Kadisnaker Provinsi Banten, Al-Hamidi, dalam laporannya menjelaskan, maksud dari diselenggrakannya kegiatan ini adalah untuk mengurangi angka pengangguran di Provinsi Banten, di mana mereka yang lolos seleksi nantinya akan disalurkan ke perusahaan yang siap menerima.

“Pada hari ini akan diadakan perekrutan 500 orang pencari kerja yang akan dipertemukan dengan perusahaan yang siap menerima,” ujar Al Hamidi.

Al Hamidi juga menjelaskan, mereka yang lolos seleksi nantinya akan menjalani pelatihan terlebih dahulu agar SDM yang disiapkan nantinya sudah dengan kondisi siap kerja.

“Nanti yang lolos di training hard skill di Badan Diklat Industri (BDI) selama tiga minggu untuk sektor garmen dan alas kaki, serta pelatihan di Korean training center selama 2, 5 bulan untuk sektor manufaktur,” kata Kadisnaker, Al-Hamidi.

Sementara itu, mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Banten yang menyebut tingkat pengangguran terbuka, di Banten tercatat sebesar 9,28 persen atau setara dengan 520 ribu orang. Al-Hamidi menjelaskan bahwa Disnaker sedang menyiapkan program yang sejalan dengan kepentingan industri, salah satunya acara pelatihan seperti di pendopo ini.

“Situasi ini menjadi tantangan kepada Disnaker untuk melakukan terobosan. Menyiapkan program link and match antara sekolah dengan industri,” kata Kadisnaker.

Menyinggung pengangguran, kata Al-Hamidi, Disnaker terus bekerjasama dengan para stakeholder di perusahaan-perusahaan di Banten, untuk mengupayakan lapangan pekerjaan yang terbuka besar bagi masyarakat, khususnya bagi usia muda.

“Mengatasi pengangguran, di samping pelatihan seperti di Pendopo Gubernur ini, kami juga jemput bola, selalu bekerjasama dengan perusahaan di Banten, seperti membuka job expo dan kegiatan lainnya,” jelas Al-Hamidi.

Lebih lanjut, Kadisnaker Al- Hamidi dalam sambutannya berharap, lulusan SMK selalu meningkatkan daya saing dengan cara menumbuhkan kreatifitas dan kompetensi sesuai dengan jurusan yang diminatinya.

“Dengan meningkatkan kompetensi dan kreatifitas dalam bersaing, saya yakin anak-anak lulusan SMK ini atau generasi muda di Banten mampu bersaing dalam perekrutan SDM yang dibutuhkan oleh perusahaan dan syukur-syukur dapat menciptakan lapangan kerja baru,” harap Kadisnaker.

Al-Hamidi pun menyinggung persaingan di era kemajuan teknologi informasi bagi lulusan SMK tersebut. Baginya, persaingan dalam kemajuan zaman tidak bisa terelakkan, sebuah keniscayaan semua harus bersiap, tak terkecuali lulusan SMK.

“Persaingan dalam kemajuan teknologi informasi tak bisa kita tolak, yang terpenting bagi adik-adik ini, bagaimana sesalu belajar mempersiapkan kompetensi atau kemampuannya, agar ketika lulus, sudah siap bekerja atau bahkan mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri,” jelas Al-Hamidi.

Menurutnya, kompetensi bagi SMK harus diciptakan sejak awal ketika para siswa ini masih duduk dibangku sekolah. Dan tentunya, tambah Al-Hamidi, faktor itu tidak lepas dari SDM para pengajar, sarana dan prasarana sekolah yang memadai sesuai kebutuhan industri atau bidang pekerjaan yang banyak membutuhkan lapangan pekerjaan.

“Faktor kompetensi bisa diciptakan mulai dari sekolah tentunya, yaitu para guru yang mumpuni. Dan juga tentunya sarana pendukung seperti, jurusan atau kejuruan dalam sekolah tersebut. Sekolah yang dilengkapi dengan laboratorium praktikum yang memadai misalnya, akan memudahkan siswa adaptif dengan kebutuhan lapangan pekerjaan nantinya,” jelas Al-Hamidi.

Sementara itu, lulusan SMK, Siti Rahayu, dari SMK 2 Rangkasbitung, Lebak yang ditemui mengatakan, dirinya sangat senang mengikuti acara pelatihan tersebut. Ia pun tak sabar lagi ingin bekerja karena sudah lulus tahun ini.

“Seneng, habis lulus, kan, kita nggak tau mau bekerja di mana. Dengan acara ini, kan, membantu banget, siapa tau bisa langsung diterima bekerja, setelah terpilih nanti,” kata Siti Rahayu, dengan tersenyum.

Wajah gembira juga ditunjukkan, Muhammad Fahrudin. Lulusan SMK 2 Serang ini, sangat senang dan antusias ketika diberikan informasi oleh gurunya ada pelatihan di Pendopo Gubernur dari Disnaker.

“Harapan saya, setelah difasilitasi oleh Disnaker ini, terus ikut pelatihan dan bisa bekerja. Biar bikin orang tua bangga,” harap Fahruddin. (adv)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button