HiburanOlahraga

Yuk, Intip Makna di Balik Logo Asian Games 2018

biem.co – Indonesia akan menyelenggarakan pesta olahraga empat tahunan terbesar di Asia dan kedua terbesar di dunia yaitu Asian Games. Perhelatan olahraga yang diikuti oleh 9500 atlet dari 45 negara ini memasuki tahun ke 18 dan akan diselenggarakan di Jakarta dan Palembang.

Sebuah perhelatan olahraga tak mungkin tanpa disertai logo yang menyertainya. Begitu pula Asian Games (AG) 2018. Logo AG 2018 sendiri dipilih langsung oleh Presiden RI, Joko Widodo.

Terinspirasi dari sketsa Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) tampak dari atas. Lalu, dengan delapan jalur menuju stadion disekeliling sketsa dan lambang matahari yang bersinar dari logo Olympic Council of Asia di tengahnya bertema “Energy of Asia.”

Matahari tersebut juga berarti energi utama yang menyeluruh melalui delapan jalur keseluruh Asia sekaligus dunia dengan Asian Games.

Berbeda dari logo-logo AG sebelumnya, hal menarik dalam logo Asian Games yaitu warna-warna yang mengelilingi sketsa SUGBK yang terkesan “ngejreng”, meliputi warna merah, hijau, kuning, ungu, dan lain-lain.

Warna-warni di sekeliling logo tersebut mempresentasikan warna-warna bendera-bendera negara kontingen AG 2018 juga menggambarkan Asian Games terdiri dari berbagai negara, budaya dan bahasa.

Logo Asian Games dari masa ke masa. (Ilustrasi: asiangames2018.id).

Logo Asian Games dari masa ke masa

Jefferson Edri selaku Direktur Kreatif ‘Feat’ yaitu perusahaan studio grafis yang berhasil menjadi pemenang sayembara logo dan maskot AG menyatakan tentang tema dibalik logo AG 2018 ialah Keep The Dream Alive.

“Identitas logo yang menjaga mimpi dengan mewujudkan cita-cita tersebut. Maka dari itu, kami mengambil bentuk dasar SUGBK sebagai identitas AG 2018”, ujarnya.

Logo tersebut sendiri berdasarkan tiga koridor: Asia, Indonesia dan Olahraga. Untuk koridor Asia Jefferson dan tim melihat bahwa tujuan AG 2018 ialah mempererat persahabatan antar negara dan menunjukan kekuatan di mata dunia bahwa Asia dapat berkiprah di bidang olahraga.

Dua koridor lainnya yaitu dilihat dari sejarah AG pada 1962. Dimana saat itu Indonesia menajdi tuan rumah dan Soekarno, Presiden pertama Indonesia memiliki asa untuk mengukuhkan Indonesia di peta dunia melalui ajang AG.

Salah satu ambisi tersebut diwujudkan dengan dibangunnya SUGBK. SUGBK menjadi salah satu stadion terbesar di dunia saat itu. (rai)

Editor: Esih Yuliasari

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button