KOTA SERANG, biem.co – Media Sosial (medsos) dinilai dapat memecah belah masyarakat sebagai dampak dari rekayasa politik yang diciptakan oleh para kaum elit politik.
Ketua Terpilih Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah (Orwil) Banten, Prof. Dr. Lili Romli, mengatakan bahwa ICMI sendiri jangan sampai terprovokasi oleh hal seperti itu.
“Jangan sampai juga elit-elit tadi melakukan rekayasa demi kepentingan strategis tadi,” kata Lili saat diwawancarai awak media, selepas menjadi narasumber pada seminar bertema “Peran Kaum Cendekia dan Politisi dalam Menetralisir Sifat Radikal pada Perbedaan Pilihan Masyarakat untuk Menjaga Keutuhan Bangsa“, yang diselenggarakan oleh ICMI Orwil Banten, bertempat di Markaz ATN, Ciracas, Selasa (4/9/2018).
Dirinya mengatakan, hasil penelitian di tiga negara terhadap ujaran kebencian itu ternyata diciptakan oleh usahawan politik.
“Para oportunis ini melakukan propaganda untuk kepentingan mereka, saya berharap masyarakat tidak terpancing oleh hal yang seperti itu,” tuturnya.
Pemecah-belahan terjadi di Media Sosial, Lili menilai hal tersebut berani dilakukan karena pelaku tidak memunculkan fisiknya.
Baca juga:
“Kalau dulu ada istilah ‘mulutmu harimau mu‘, tapi sekarang itu ‘ketikanmu harimau mu‘. Karena si pelaku juga merasa tidak ada jarak dan tersembunyi identitasnya. Tapi ketika diketahui pelakunya, si pelaku malah minta maaf,” paparnya.
Namun di sisi lain, Lili menilai hal tersebut bisa saja disengaja oleh para buzzer, dan bisa juga yang melakukan hal tersebut tidak tahu kemudian terbawa arus.
“Kita berharap medsos dapat digunakan menjadi media silaturahim, berbagi gagasan serta berbagi informasi yang positif, bukan malah menjadi alat untuk memecah belah bangsa,” jelasnya. (Iqbal)