SERANG, biem.co – Kelompok teroris merupakan gerakan politik, bedanya dengan kelompok teroris sekarang adalah menggunakan agama sebagai tameng.
Hal itu diungkapkan oleh Robi Sugara, pengamat teroris, saat diwawancarai tim biem.co, Sabtu (22/09).
“Teror yang dilakukan itu untuk menakut-nakuti dan untuk memperlemah rezim yang sedang berkuasa,” tandasnya.
Ia mengungkapkan, ketika rezim yang sedang berkuasa konsen kedalam persoalan itu, maka rezim tersebut akan lupa dalam hal peningkatan ekonomi.
“Di situlah teoris bergerak, ideologi agama,” serunya.
Hal yang menjadi menarik , imbuhnya, karena teroris menggunakan agama yang akan menjamin persoalan akhirat, meskipun di sisi lain ada yang dimotivasi lewat sisi ekonomi.
“Narasi yang digunakan, meskipun kita hidup sejahtera, aman, adil dalam sebuah negara tapi negara tersebut tidak menggunakan sistim Islam maka tetep tidak berkah,” jelasnya.
Robi juga menuturkan, pemahaman yang diberikan, lebih baik negara ini chaos tapi dalam upaya menuju khilafah dan negara Islam. Menurutnya, mereka yang direkrut itu takut dengan akhiratnya.
Di tahun politik ini, kata Robi, mereka yang terlibat dalam pertarungan politik tidak memanfaatkan teroris sebagai cara untuk menumbangkan lawan politiknya.
“Terorislah yang akan memanfaatkan momenitu,” tegasnya.
Menurutnya, mereka (baca: teroris) seperti diberikan ruang untuk berlindung di balik kelompok-kelompok yang diciptakan para oposisi. (Iqbal)