biem.co – Salah satu film yang sedang digandrungi di Indonesia adalah ‘Five Feet Apart’. Film ini berbeda dengan film percintaan pada umumnya. Dimana film ‘Five Feet Apart’ mengangkat tema penyakit fibrosis kistik atau cystic fibrosis. Sebenarnya, apa itu fibrosis kistik yang katanya penyakit langka? Mari kita simak ulasannya berikut ini.
Dilansir dari doktersehat.com, fibrosis kistik termasuk dalam kelainan bawaan sejak lahir yang bisa menyebabkan kerusakan pada organ-organ penting tubuh seperti paru-paru, sistem pencernaan, dan organ-organ lainnya.
Penderita penyakit fibrosis kistik akan mengalami gangguan sel-sel tubuh yang memproduksi lendir, keringat, serta enzim pencernaan. Lendir memiliki fungsi untuk melumasi sekaligus memberikan perlindungan bagi organ-organ tubuh.
Pada penderita fibrosis kistik, lendir-lendir ini cenderung lebih tebal dan lengket sehingga rentan menyebabkan penyumbatan pada saluran pencernaan dan sistem pencernaan. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja, namun mereka yang berasal dari Eropa bagian utara cenderung lebih rentan terkena penyakit ini.
Adapun gejala fibrosis kistik menurut pakar kesehatan bisa berbeda-beda pada setiap orang. Namun secara umum, pakar kesehatan menyebutkan ada beberapa gejala fibrosis kistik, seperti:
- Batuk yang berlangsung dalam waktu yang lama dengan dahak yang cenderung tebal;
- Munculnya mengi yang membuat suara napas seperti siulan dengan nada yang tinggi;
- Hidung yang tersumbat dengan cukup parah sehingga menyebabkan sesak napas atau napas yang pendek-pendek;
- Sering terkena masalah pernapasan seperti pneumonia dan sinusitis;
- Sering mengalami sembelit dan anus cenderung menebal akibat sering mengejan demi buang air besar;
- Bau kotoran saat buang air besar cukup menyengat dan kotoran terlihat berminyak.
Sementara penyebab penyakit fibrosis kistik ini menurut pakar kesehatan bisa terjadi akibat adanya kelainan pada gen CFTR.
Gen inilah yang mempengaruhi protein dalam mengendalikan pergerakan cairan dan garam dalam memasuki atau keluar sel-sel tubuh.
Penderita penyakit ini akan mengalami gangguan fungsi protein tersebut sehingga membuat lendir di dalam tubuh cenderung lebih tebal dan lengket serta keringat yang jauh lebih asin.
Dua Faktor yang mempengaruhi risiko fibrosis kistik diantaranya yaitu faktor riwayat keluarga dan berasal dari ras tertentu.
- Jika kita memiliki anggota keluarga dengan penyakit ini seperti orang tua, kakek dan nenek, atau kerabat dekat lainnya, maka risiko untuk terkena fibrosis kistik juga tinggi;
- Mereka yang merupakan keturunan orang kulit putih dari Eropa Utara cenderung memiliki risiko lebih besar untuk terkena fibrosis kistik.
Lantas bagaimana cara mengobati penyakit fibrosis kistik? Para pakar menyebut, penyakit ini tidak dapat diobati. Namun penderitanya bisa mengonsumsi obat atau menjalani terapi demi meringankan gejalanya sekaligus menurunkan risiko terjadinya komplikasi. (eys)