Inspirasi

Jangan Diabaikan, Begini Cara Perencanaan dan Pengelolaan Utang

Utang tanpa rencana adalah bom waktu.

biem.co — Saat ini perencanaan dan pengelolaan keuangan sedang menjadi tren baru dalam menciptakan kehidupan masa depan yang lebih baik dan terencana. Namun tidak dipungkiri terkadang perencanaan dan pengelolaan keuangan dianggap hal yang sepele bagi beberapa orang. 

Padahal, banyak orang mengalami pailit karena faktor perencanaan dan pengelolaan keuangan yang buruk. Keadaan ini dipengaruhi karena minimnya tingkat pengetahuan tentang keuangan di masyarakat. 

Salah satu penyebab orang sering mengalami gulung tikar atau kebangkrutan adalah adanya masalah terkait utang lebih tepatnya terlilit utang, sehingga menyebabkan ketidakmampuan untuk membayarnya. Kondisi ini kerap terjadi terhadap individu dan keluarga yang tidak bisa mengendalikan utangnya dengan efektif.

Pinjaman lunak menjadi elemen seseorang dapat melakukan pinjaman dengan mudah. Persyaratan yang ringan ditambah kemudahan pinjaman melalui penyedia jasa pinjaman digital online mengakibatkan masyarakat bisa meraihnya dalam waktu yang relatif lebih singkat. 

Pinjaman tanpa rencana akan menjadi bom waktu yang suatu saat akan membunuh dan membuyarkan rencana manis kehidupan anda di masa depan. Utang membuat kehidupan tidak aman dan nyaman. Ada rasa takut menghantui apabila kita tidak mampu membayarnya. 

Puncaknya berujung pada penyitaan aset yang kita miliki dan pertengkaran. Lalu bagaimana cara merencanakan utang? Berapa persentase utang yang masih dikatakan sehat?  Mari kita bahas.

Dalam perencanaan keuangan, kita harus mampu menata arus kas pribadi karena manajemen pendapatan dan pengeluaran menjadi hal yang begitu penting. Kita tidak menginginkan adanya besar pasak daripada tiang yang akhirnya membuat diri kita merugi dan berakhir kepada pinjaman dengan bunga yang tinggi. 

Persentase utang dalam arus kas masih dikatakan sehat apabila tidak melebihi 35 persen dari penghasilan Anda. Apabila melebihi itu, maka keuangan Anda bisa dikategorikan sedang “masuk angin” atau tidak sehat. Misal, penghasilan dari gaji anda yaitu 10 juta/bulan, maka maksimal utang yang dapat anda pinjam adalah sebesar 3,5 juta/bulan. 

Dalam 35 persen utang yang ada pun terbagi menjadi dua, yaitu utang produktif dan utang konsumtif. Utang produktif adalah utang yang dipakai untuk keperluan-keperluan produktif dan mampu menaikkan nilai dari keuangan Anda. 

Selain itu, utang produktif mampu menghasilkan uang, mengurangi biaya bulanan, dan memberikan dampak produktif lainnya. Contohnya Anda melakukan kredit cicilan motor untuk keperluan usaha sampingan sebagai pengendara ojek online atau cicilan motor itu digunakan untuk berdagang sebagai alat transportasi. 

Pertanyaan berapa besaran persentase utang produktif tersebut? Nah, besaran itu minimal 20 persen dari 35 persen total keseluruhan utang Anda. 

Bagaimana dengan utang konsumtif? Utang konsumtif adalah utang yang nilainya akan terus berkurang seiring waktu berjalan dan tidak berdampak kepada potensi pendapatan dan penghasilan yang dimiliki. Contoh, anda mengiginkan gadget, jam tangan, mobil keluaran terbaru hanya sebatas memiliki tanpa menaikkan nilai keuangan anda dan anda melakukannya dengan cara dicicil, maka cicilan tersebut bisa dikategorikan sebagai utang konsumtif.

Lantas, berapa jumlah maksimal dari utang konsumtif sesuai perencanan keuangan? Utang konsumtif tidak boleh melebihi dari 15 persen dari 35 persen utang kita. Sangat baik di bawah 15 persen atau tidak sama sekali.

Apabila utang konsumtif lebih banyak dibandingkan utang produktif sudah dipastikan kesehatan keuangan anda masih kurang sehat. Maka yang harus dilakukan adalah mengurangi utang konsumtif yang ada atau mengubahnya ke utang produktif.

Cara mengubah utang konsumtif menjadi utang produktif adalah dengan cara menganalisa utang Anda apakah barang yang dimiliki mampu menghasilkan dan meningkatkan nilai keuangan kita atau tidak. Misal, Anda memiliki mobil, dan masih memiliki cicilan dari mobil tersebut namun hanya anda pakai seminggu sekali. 

Sebaiknya Anda mencari solusi bagaimana mobil tersebut bisa menjadi barang yang produktif? Misal disewakan, dipakai berdagang atau untuk kegiatan produktif lainnya. 

Utang bisa menjadi baik apabila kita bisa mengaturnya dan menganalisa kemampuan bayar sampai utang itu lunas. Namun, utang bisa menjadi malapetaka apabila merencanakan dan mengelolanya dengan buruk. 

Jadi, sekarang kita paham bahwa utang bisa menjadi sebuah keuntungan bagi kita apabila kita tahu cara mengelolanya.

Jangan pernah ragu untuk berdiskusi dengan seorang perencana keuangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal perihal analisa keuangan Anda. (red) 


Ditulis oleh Idho MeilanoFinancial Planner Indonesia Financial Advisor Community.

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button