KOTA CILEGON, biem.co — Kelangkaan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga medis dalam menangani Covid-19 membuat salah satu industri kimia yang beroperasi di Kota Cilegon memberikan bantuan berupa ribuan APD untuk para pejuang di garda terdepan dalam melawan wabah pandemi Covid-19 ini.
Pasalnya, dalam menangani pasien, para tenaga medis harus menggunakan APD yang lengkap agar tidak terpapar virus corona. Berangkat dari pemikiran tersebut, PT Chandra Asri memberikan bantuan berupa ribuan alat penanganan medis ke sejumlah Rumah Sakit di Provinsi Banten.
Vice President Corporate Relations and Sustainability PT Chandra Asri Edi Rifa’i mengatakan, ribuan alat penanganan medis ini terdiri dari masker medis, hazmat atau pakaian medis, gloves, dan rapid test kit yang diimpor dari luar negeri dan akan disalurkan ke setiap rumah sakit, termasuk RSUD Cilegon dan RSKM Cilegon.
“Tadi baru simbolis, jadi mulai besok atau hari Senin mulai kita kirim. Cilegon dua rumah sakit, RSUD Cilegon dan RSKM Cilegon,” kata Ade di Posko Gugus Tugas Covid-19 Gedung BPBD Kota Cilegon, Kamis (9/4/2020).
Sementara itu, Wali Kota Cilegon Edi Ariadi yang menerima langsung bantuan dari PT Chandra Asri mengatakan, selama ini Pemerintah Kota (Pemkot) Cilegon sulit mendapatkan APD dan rapid test kit lantaran harganya yang mahal. Sehingga, lanjut Edi, membuat kedua barang tersebut menjadi langka di pasaran.
“Terus terang kita merasa terbantu oleh Chandra Asri, (untuk) Cilegon langsung disebarkan lagi,” ujarnya.
Dikatakan Edi, untuk rapid test kit akan digunakan bagi pemeriksaan tenaga medis dan warga berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP).
Meski begitu, dijelaskan Edi, orang telah dilakukan pemeriksaan rapid test belum tentu positif Covid-19, sebelum dilakukan tes lanjutan seperti Swab tes atau pemeriksaan cairan (lendir) yang diambil melalui mulutnya warga ODP.
“Yang pasti prioritas tenaga medis harus didulukan karena harus diamankan. Mereka yang ODP pasti dirapid-test. Supaya ketika gejala awalnya itu mereka yang di-rapid-test bisa menunjukan negatif atau positif. Kalau positif itu, kan, harus di-swab, lendirnya diambil baru dia positif atau enggak. Jadi positif dirapid-test belum tentu positif di-swab,” pungkasnya. (Arief)