Kabar

MUI dan Warga Lebak Sepakat Tolak Salat Jumat Dua Gelombang

LEBAK, biem.coSobat biem, pelaksanaan Salat Jumat dua gelombang berdasarkan ganjil genap nomor telepon seluler mendapat penolakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan warga Lebak. Pasalnya, tata cara Salat Jumat dalam tatanan dunia baru tersebut dianggap dapat memicu kegaduhan masyarakat.

“Di Lebak, tata cara Salat Jumat seperti itu enggak bisa diterapkan, khawatir menimbulkan kegaduhan. Karena itu, Salat Jumat tetap digelar satu gelombang dengan menerapkan protokol kesehatan seperti jaga jarak, membawa perlengkapan salat sendiri dan menggunakan masker,” kata Ketua MUI Lebak Pupu Mahpudin, Kamis (25/6/2020).

Menurut Pupu, tidak semua masyarakat Lebak memiliki telepon seluler, bahkan sangat jarang yang membawanya ketika salat. Jadi, jika tata cara tersebut dilaksanakan, maka pengurus masjid akan kesulitan melakukan seleksi terhadap jemaah yang melaksanakan Salat Jumat. Meskipun demikian, dirinya menegaskan jika ada warga yang tidak kebagian tempat untuk salat karena penerapan physical distancing, maka disarankan mencari masjid yang masih kosong.

Penolakan serupa juga datang dari warga. Seperti yang dikatakan Pudin, ia menilai kebijakan tersebut akan memicu kegaduhan.

“Saya tidak setuju, karena pertama ribet, terus pasti masyarakat inginnya cepat-cepat salat, enggak bakalan kondusif pokoknya,” singkatnya.

For Your Information, sebelumnya Dewan Masjid Indonesia (DMI) menyebarkan Surat Edaran (SE) Nomor 105-Khusus/PP-DMI/A/VI/2020 tertanggal 16 Juni 2020 tentang pembagian Salat Jumat menjadi dua gelombang demi memutus penyebaran Covid-19. Mereka melihat pelaksanaan Salat Jumat secara physical distancing membuat barisan jemaah tidak teratur. Sehingga, pihaknya meminta Salat Jumat dibagi menjadi dua gelombang, yakni pukul 12.00 dan 13.00 WIB.

Pada Jumat yang jatuh di tanggal ganjil, jemaah yang akhir nomor HP-nya ganjil punya kesempatan salat di gelombang pertama (pukul 12.00). Sementara jemaah yang akhir nomor HP-nya genap akan mendapat kesempatan salat di gelombang kedua. Nah, kalau menurut Sobat biem gimana? Apakah kalian setuju dengan dua gelombang? (emr/red)

Editor: Yulia

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button