Kabar

NASA: Uji Sistem Nuklir untuk Sokong Austronot di Mars

biem.coSelalu ada yang baru dari National Aeronautics and Space Administration (NASA). Kali ini, badan luar angkasa Amerika Serikat itu melakukan uji sistem nuklir untuk mendukung para astronotnya di Mars. Seperti dilansir Reuters  dan Dailymail, Pengujian awal itu dilakukan Nevada terhadap sistem tenaga nuklir terpadu yang dirancang untuk mendukung misi jangka panjang NASA di permukaan tidak ramah Mars sukses.

Para pejabat NASA dan Departemen Energi Amerika Serikat dalam konferensi pers di Los Angeles pada Kamis (18/1) merinci perkembangan sistem pemecahan nuklir di bawah proyek Kilo-power NASA.

Pengujian berbulan-bulan yang dimulai pada November tahun lalu di Departemen Energi Nevada National Security Site, dengan fokus pada penyediaan energi untuk misi astronot dan masa depan manusia di luar angkasa khususnya di permukaan Mars, Bulan, atau tujuan lain dalam sistem tata surya.

“Mars adalah lingkungan yang sangat sulit untuk mengembangkan sistem tenaga. Mars lebih sedikit mendapatkan sinar matahari dibandingkan dengan Bumi atau Bulan, suhu yang sangat dingin pada malam hari, badai debu yang ekstrim meliputi seluruh planet, dan dapat berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan,” kata Steve Jurczyk dari Direktorat Teknologi Misi Antariksa NASA.

“Kilopower mampu memadukan ukuran dan ketahanan yang memungkinkan kita mengirim banyak unit dalam pendaratan tunggal di permukaan planet serta menyediakan puluhan kilowatt tenaga,” kata Jurczyk sebagaimana dikutip Reuters.

Pengujian komponen sistem yang disebut KRUSTY itu berjalan “sangat sukses, model-model yang dikirim sudah mampu memprediksi dengan sangat baik apa yang terjadi, dan operasi berjalan mulus,” kata Dave Poston, kepala perancang reaktor di Laboratorium Nasional.

Prototip sistem tenaga NASA menggunakan reaktor inti Uranium-235 seukuran satu gulungan handuk kertas. Para pejabat NASA mengatakan uji kekuatan penuh akan dijalankan sekitar akhir Maret 2018, sedikit lebih lama dari rencana semula.

Sebagaimana diketahui, Presiden Donald Trump pada Desember 2017 lalu telah menandatangani surat perintah untuk membuka jalan kembali ke bulan, dengan tujuan akhir misi Mars.

Lee Mason, Prinsipal Teknologi NASA untuk Penyimpanan Tenaga dan Energi, mengatakan, Mars telah menjadi fokus utama proyek, menurutnya bahwa misi kita kali ini kemungkinan membutuhkan tenaga 40 sampai 50 kilowatt.

Teknologi itu bisa mentenagai sistem habitat dan pendukung hidup, memampukan astronot menambang sumber daya, mengisi ulang tenaga kendaraan jelajah dan menjalankan peralatan untuk mengubah sumber daya seperti es di planet menjadi oksigen, air dan bahan bakar. Selain itu juga berpotensi mendukung sistem propulsi (sistem penggerak) kapal luar angkasa bertenaga listrik agar dapat diterbangkan ke planet-planet luar. (IY)

Editor: Jalaludin Ega

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button