SERANG, biem.co – Ada yang berbeda di Alun-alun Kota Serang, Minggu (27/12/2015). Biasanya, salah satu sarana publik masyarakat Kota Serang itu selalu ramai oleh aktivitas warga yang berolahraga atau sekadar bersantai bersama keluarga. Namun, pagi tadi, masyarakat dapat bernostalgia lewat kegiatan festival dolanan tradisional atau festival mainan tradisional yang digelar Komunitas Bahasa Jawa Serang (BJS). Kegiatan ini bertujuan untuk mengingat sekaligus mengangkat kembali eksistensi mainan tradsional, yang kini dinilai ditinggalkan.
"Seru banget. Tahu sih tahu, hanya nggak pernah memainkannya. Di sekolah juga jarang yang jual," kata Adri seorang bocah yang sengaja mampir ke festival tersebut, Minggu (27/12/2015) pagi.
Di festival dolanan tradisional, komunitas BJS sengaja memamerkan dan membagikan sejumlah mainan tradisional seperti yoyo kayu, halma, telepon benang, egrang, kelereng, peletokan sampai kelabang karet
Meski dinamakan festival namun kegiatan ini digelar di jalan tanpa panggung. Menurut koordinator pelaksana festival tersebut, Suryadi, hal ini sengaja agar warga Serang yang berolahraga pagi di Alun-alun Kota Serang, bisa ikut bergabung dan ikut bermain.
"Tujuannya untuk melestarikan mainan tradisional agar tidak punah," ujarnya.
Menurutnya, sejumlah mainan tradisional yang mereka tampilkan di kegiatan itu sulit didapat saat ini. Bahkan beberapa diantaranya seperti yoyo kayu membutuhkan waktu hingga berhari-hari mencarinya.
"Kami beli di toko-toko, butuh beberapa hari untuk mencari satu mainan. Ada beberapa yang memang sudah tidak diproduksi, seperti pistol kayu," katanya.
Selain mainan, ada pula permainan tradisional yang dimainkan di dal kegiatan itu, yakni gobak sodor, engklek, dampu dan lain-lain.
Ia mengaku, pihaknya tengah merencanakan pelaksanaan festival tersebut menjadi rutin digelar, mengingat tingginya animo masyarakat yang antusias datang di festival itu. (rizki)
