KOTA SERANG, biem.co — 58 khafilah dari kontingen Kota Cilegon, memilih walk out, dari perhelatan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) ke-XIII Provinsi Banten, yang dibuka oleh Menteri Agama kemarin malam.
Tadi malam, saat pembukaan berlangsung, khafilah dari kontingen Kota Cilegon terlihat tidak hadir mengikuti iring-iringan yang diperkenalkan kepada Menteri Agama.
Hal tersebut, menurut Ketua Lembaga Pengemabangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Cilegon, Abdul Hakim Lubis, lantaran adanya dugaan kecurangan, yang dilakukan oleh peserta yang berasal dari kabupaten dan kota lain. Ini diduga juga melibatkan oknum panitia MTQ kali ini.
“Kami menduga ada beberapa kecurangan yang dilakukan kabupaten dan kota lain, dalam hal manipulasi umur peserta, tingkatan, dan beberapa hal yang kami anggap sangat krusial dalam melanjutkan gelaran tersebut,” kata Lubis, kepada biem.co, Jumat (8/4/2016).
Ironisnya, kondisi demikian, lanjut Lubis, terkesan ditutup-tutupi oleh panitia.
"Mulai dari informasi mengenai identitas peserta, dengan membiarkan peserta yang melebihi batasan umur yang sudah ditentukan dalam Rakerda LPTQ Provinsi Banten, yang digelar beberapa waktu lalu, di Kota Bogor," ujarnya.
Dirinya menilai, pihak panitia tidak jujur dan melanggar hasil keputusan rakerda tersebut.
"Kami sudah bersepakat beberapa aturan yang sangat penting, untuk ditaati oleh peserta," kata Lubis.
Wali Kota Cilegon, Tb. Iman Ariyadi mengatakan, pihaknya masih menunggu penyelesaian dari Ketua LPTQ Provinsi, Syibli Sarjaya, untuk mengklarifikasi dugaan kecurangan yang dilakukan oleh panitia penjaringan peserta MTQ ke-XIII tersebut.
“Kalau Musabaqoh Tilawatil Quran sudah ada kecurangan, berarti sudah mengotori kesucian Quran. MTQ itu sebagai ajang pembinaan, bukan ajang penyewaan peserta. Umur, ijazah, dan yang lainnya, sudah dicurangi. Oleh sebab itu, apabila dari panitia tidak mengindahkan kejujuran, kami akan mengambil sikap hengkang dari MTQ ini,” ujarnya.
Asisten Daerah (Asda) II Kota Serang, Poppy Nopriandi, membantah hal di atas. Menurutnya, Kota Cilegon tidak pernah menyatakan walk out atau pengunduran diri. Adapun, ketidakhadiran mereka saat malam pembukaan, disebabkan lelahnya seluruh khafilah usai mengikuti pawai ta'aruf siang hari sebelum pembukaan. (rizki)