JAKARTA, biem.co – Atas polemik kesusasteraan di Indonesia terkait proyek Puisi Esai yang dimotori Denny Januar Ali, pendiri Lingkaran Survei Indonesia, perwakilan Penyair Muda Indonesia (PMI) merasa perlu adanya perhatian serius dari berbagai pihak, terutama kalangan sastrawan dalam memberikan sikap tegas sebagai bentuk perlawanan terhadap manipulasi sejarah sastra.
Perwakilan PMI menegaskan bahwa hal itu perlu dilakukan guna memberi perlawanan secara terstruktur terhadap manipulasi sejarah sastra, sehingga harus pula dibentuk sebuah gerakan dari pemuda.
Menurut PMI, gerakan ini nantinya akan bertindak sebagai perwakilan yang akan menyampaikan keberatan terhadap penokohan terus-menerus sebagai salah satu penyair paling berpengaruh secara sepihak oleh Denny JA dan kelompoknya.
“Pada 20 Januari kita telah membuat petisi yang intinya menolak proyek puisi esai yang diinisiasi Denny JA. Tujuannya agar tidak terjadi manipulasi sastra lebih lanjut oleh gerakan tersebut,” tulis mereka dalam rilisnya, Senin, (05/18).
Mereka mengatakan, hingga saat ini petisi telah ditandangani oleh 3053 termasuk di dalamnya Saut Situmorang, Hasan Aspahani, Gus TF, Ahda Imran, dan lain-lain.
Petisi tersebut nantinya akan segera dikirim kepada lembaga yang berkepentingan dengan berbagai aktivitas kesusasteraan, di antaranya: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Indonesia, Kementerian Pariwisata Indonesia, Badan Pengembangan Bahasa dan Pembinaan Bahasa dan serta Balai Bahasa/Kantor Bahasa, Badan Ekonomi Kreatif, Persatuan Penulis Indonesia, Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia, Komite Buku Nasional, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Ikatan Penerbit Indonesia, dan Komis X DPR RI.
Selain itu, PMI juga meminta agar seluruh Dewan Kesenian di Indonesia untuk menyatakan sikap mereka secara terbuka di media terkait polemik yang terjadi. Sebab, setiap Dewan Kesenian pasti memilki Komite Sastra yang seharusnya menyuarakan sikap tegasnya terkait isu ini demi keberlangsungan sastra Indonesia menjadi lebih baik.
“Dewan Kesenian Jakarta misalnya, yang menjadi patron dewan kesenian dari daerah lain saja tidak bersuara terkait polemik ini. Padahal, DKJ memiliki Komite Sastra yang setidaknya punya andil untuk meluruskan,” kata mereka.
Diketahui, Perkumpulan PMI akan mengirimkan petisi penolakan puisi esai Minggu depan. Penyerahan petisi ini akan dilakukan oleh perwakilan di Jakarta.
“Namun, bagi kawan-kawan di daerah yang ingin membantu, silakan buat gerakan penolakan dengan mendatangi Dewan Kesenian daerah setempat. Jika diperlukan, kami akan mengirim petisi disertai surat desakan tersebut melalui email kawan-kawan di daerah untuk disampaikan ke Dewan Kesenian masing-masing,” tutup mereka. (red)