KabarTerkini

Peneliti: Keberadaan Sahabat Sangat Penting Bagi Kesehatan Mental Seseorang

biem.co – Manusia adalah makhluk sosial, bermula dari kemampuan yang terbatas maka timbul sifat membutuhkan orang lain yang biasanya akan berlanjut ke sebuah hubungan yang disebut persahabatan.

Persahabatan adalah hubungan yang sangat dekat dan terasa memiliki keterkaitan hati dengan orang lain. Bersama sahabat, kita dapat berbagi cerita baik saat suka maupun duka.

Tahukah sobat, ternyata selain hal tersebut di atas, sahabat juga dapat berdampak pada kesehatan.

Dilansir dari hallosehat.com, para peneliti menemukan bahwa persahabatan yang kental saat remaja dapat membantu menjaga kesehatan mental yang baik saat dewasa kelak.

Hal ini kemudian memicu para ilmuwan untuk mulai meneliti efek dari persahabatan yang erat terhadap kesehatan mental seseorang.

Salah seorang peneliti yakni Rachel K. Narr, Ph.D bersama rekannya dari dari Fakultas Psikologi University of Virginia di Amerika Serikat kemudian melakukan pengamatan jangka panjang terhadap persahabatan yang telah dijalin sejak remaja.

Pada studi yang dimuat dalam Journal Child Development ini memang menyatakan bahwa remaja yang memiliki persahabatan akrab cenderung lebih jarang terserang stres.

Lebih jauh, seseorang yang memiliki sahabat cenderung lebih bahagia, merasa dihargai dan rata-rata dapat meningkatkan kemampuan akademiknya. Tetapi apakah berbagai manfaat itu dapat bertahan lama hingga seseorang dewasa?

Berangkat dari sini, Rachel K. Narr dan rekannya meneliti 170 remaja berusia 15 tahun, dan terus mengikuti perkembangan mereka selama 10 tahun kemudian.

Dalam penelitian ini, para peserta diminta untuk mengisi kuesioner mengenai sosok teman-temannya serta kualitas pertemanan dari mereka.

Tidak hanya itu, dilakukan wawancara guna mengetahui keadaan emosional para remaja, khususnya mengenai harga diri, kegelisahan, depresi, dan penerimaan diri dalam lingkungan sosialnya.

Hasilnya, hampir semua remaja berpendapat bahwa pertemanan yang berkualitas berarti masing-masing orang saling menghargai, percaya, dan mendukung.

Dari penelitian ini juga ditemukan, remaja yang telah membina pertemanan yang erat di sekitar usia 15 tahun, cenderung tidak memiliki gangguan kecemasan sosial (social anxiety), harga diri lebih tinggi dan memiliki risiko depresi yang jauh lebih sedikit di usia 25 tahun.

Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan remaja lainnya yang tidak terlalu dekat dalam berteman.

Rachel Narr mengungkapkan bahwa kualitas persahabatan yang berlangsung selama masa remaja dapat memprediksi aspek kesehatan mental sekaligus emosional seseorang dalam jangka panjang.

Persahabatan yang berkualitas ampuh untuk menjaga kesehatan mental seseorang hingga bertahun-tahun setelahnya.

Kedekatan dengan orang lain tanpa disadari memang bisa meningkatkan harga diri kita. Ini tentu saja sangat penting untuk pengembangan diri dan pembentukan identitas setiap orang.

Punya sahabat sejati juga bisa membantu memulihkan kesehatan orang yang sedang berjuang menghadapi penyakit mental.

Sementara itu, menurut Leslie Becker-Phelps, Ph.D., seorang psikolog klinis di Basking Ridge, orang yang mengalami penyakit mental seperti gangguan bipolar atau depresi cenderung mudah marah, lelah, dan suasana hati sering berubah.

Nah, kehadiran sahabat sejati yang senantiasa menerima dan mendukung agar kita kian membaik bisa membantu menghadapi penyakit mental.

Hal ini bukan tanpa alasan, karena persahabatan dapat meningkatkan perasaan bahagia, mengurangi stres, bahkan bisa membuat panjang umur.

Akan tetapi, penting diingat bahwa bukan berarti orang yang punya sahabat sejati pasti terbebas dari risiko depresi atau gangguan mental atau sejenisnya.

Gangguan mental tetap bisa menyerang siapa saja, terlepas dari apakah ia punya sahabat baik atau tidak.

Namun, risikonya lebih kecil serta peluang kesembuhannya lebih besar pada orang yang mempunyai atau berada di dekat sahabatnya. (eys)

Editor: Redaksi

Tulisan yang Tak Kalah Menarik

Back to top button