LEBAK, biem.co — Sehari menjelang Ramadan, harga kebutuhan dapur di Pasar Rangkasbitung mengalami kenaikan. Salah satunya kelapa parut yang harganya naik dari Rp6.000-7.000 per butir menjadi Rp8.000-10.000 per butir.
Kenaikan harga tersebut bukan tanpa sebab, tingginya permintaan kelapa parut sebagai santan pun menjadi alasan utama pedagang menaikkan harga ke tingkat tertingginya.
Rauf, salah satu pedagang kelapa di Pasar Rangkasbitung mengatakan, harga kelapa parut mengalami kenaikan sudah dua hari ini.
“Memang harga dari pemasoknya yang mengalami kenaikan. Ini bukan kita yang tentukan, kalau kita enggak naikkan harga, kita rugi dong,” kata Rauf kepada biem.co, Senin (11/4/2021).
Rauf menjelaskan, meski terjadi peningkatan harga kelap,a jumlah penjualan kelapa parut juga mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Ia mengungkapkan, dibandingkan hari biasa hanya laku 200 butir, beberapa hari mendekati puasa, penjualan kelapa parut melonjak hingga 300-400 butir per harinya.
“Penjualan meningkat juga walaupun harga naik. Soalnya pada bulan puasa kebutuhan kelapa parut sangat meningkat,” ujarnya.
Sementara itu, Sumiati, salah satu pembeli di Pasar Rangkasbitung mengatakan, walaupun harga kelapa parut ada kenaikan, tapi dirinya mengaku tetap membelinya karena kebutuhan berpuasa puasa.
“Kita tetap beli walaupun harganya naik, soalnya kita perlu untuk memasak kolak buat berbuka puasa. Jika memakai santan yang instan rasanya kurang pas, makanya walaupun harganya naik kita tetap membelinya. Tidak apa-apalah harganya naik, yang penting ada stok yang bisa dibeli,” jelasnya. (sd)