JAKARTA, biem.co – Jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021, pemerintah mengkhawatirkan adanya gelombang tiga lonjakan Covid-19. Demi menekan dan mencegah hal itu pemerintah mengimbau mengimbau masyarakat untuk mengurangi mobilitas saat libur Nataru.
Dalam paparnya di Webinar ‘Libur Nataru dan Varian Baru: Strategi Cegah Gelombang Ketiga Pandemi Covid-19’ Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidzi memaparkan bahwa saat ini Pemerintah terus berupaya untuk mempertahankan kasus positif Covid-19 serendah mungkin dengan penurunan kasus yang konsisten.
”Upaya ini akan efektif jika masyarakat patuh, taat dan disiplin terapkan protokol kesehatan termasuk mengurangi mobilitas saat dan sesudah libur Nataru, serta berpartisipasi dalam vaksinasi Covid-19,” paparnya, Selasa (16/11/2021).
Ia juga mengungkapkan, saat ini upaya-upaya penanggulangan pandemi di Indonesia terus dilakukan, dan dikelompokkan ke dalam lima pilar utama. Pertama deteksi, dilakukan melalui penguatan testing, tracing, karantina/isolasi. Deteksi juga dilakukan melalui surveilans untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan surveilans genomic untuk mengawasi varian baru serta pengawasan di pintu masuk negara.
Kedua, manajemen klinis dilakukan tatalaksana kasus sesuai perkembangan ilmu pengetahuan termasuk potensi obat baru dan persiapan kapasitas rumah sakit dan fasyankes lain. Ketiga, perubahan perilaku dilakukan melalui penguatan protokol kesehatan berbasis teknologi informasi PeduliLindungi.
Keempat, peningkatan cakupan vaksinasi dan kelima penguatan sistem kesehatan untuk menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan esensial dan memenuhi standar protokol kesehatan
”Situasi (pandemi) yang sudah membaik ini harus kita pertahankan. Laju kasus harus terus kita tekan. Memastikan mobilitas tidak meningkat secara tajam agar laju penularan juga tidak meningkat. Tes dan tracing ditingkatkan dan diperkuat agar secara cepat kita temukan kasus positif. Semakin disiplin terapkan protokol kesehatan dan terus meningkatkan cakupan vaksinasi. Kita harus pastikan setelah libur nataru tidak terjadi lonjakan kasus,” ujarnya.
Sementara itu, Pengamat Kesehatan Masyarakat Tjandra Yoga Aditama berpesan untuk terus waspada mengingat umur Covid-19 yang baru dua tahun sehingga masih banyak hal yang tak terduga dari virus ini. Menurutnya, penyebab kenaikan kasus positif di banyak negara saat ini harus menjadi pelajaran bagi Indonesia.
”Ada beberapa penyebab kenaikan kasus di beberapa negara antara lain karena sekelompok masyarakat yang belum divaksinasi, efikasi vaksin menurun, dan pelonggaran mobilitas yang berkorelasi dengan naik turunnya kasus. Kita bersyukur kasus positif kita menurun sangat tajam dan bertahan lama. Tetapi kita juga harus tetap belajar dari negara-negara lain. Kita mesti tetap waspada dari sekarang,” tukasnya. (*/iy)