BANTEN, biem.co – Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar Seminar Nasional Hari Anti Kekerasan dengan tema “Membentuk Kampus yang Inklusif, Tanggap, dan Aman dari Kekerasan” di Ruang Multimedia, Lt. 1, Gedung Rektorat Untirta. Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Rektor Untirta, Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T.
Turut hadir dalam kegiatan ini Wakil Rektor Bidang Akademik Untirta, Dr. Rusmana, Ir. M.P., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Untirta, Dr. Agus Sjafari, M.Si., Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama (BAKK) Untirta , Tb. Bahtera Rohimudin, SE., M.Si., Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Untirta, Prof. Dr. Meutia, SE., MP., Ketua Satgas PPK Untirta, Muhamad Uut Luthfi, S.H., M.H., Kepala Badan Pengelola Usaha (BPU) Untirta, Heri Haryanto, S.T., M.T., Duta Untirta, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Untirta, serta para Mahasiswa.
Dalam sambutannya, Rektor Untirta Prof. Dr. Ir. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T. menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya seminar nasional ini yang dinilai sebagai agenda penting dan sejalan dengan visi Untirta sebagai kampus yang Healthy, Integrated, Smart, and Green (HITS and Green) University — unggul, berkarakter, dan berdaya saing di tingkat global.
“Healthy ini berarti kampus yang aman, nyaman, baik secara fisik, mental, maupun spiritual. Jadi kalau ada civitas academica yang merasa tidak aman, tidak nyaman, atau tidak sehat, segera laporkan,” ujar Prof. Fatah.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa konsep kampus yang sehat bukan sekadar jargon, tetapi telah diwujudkan melalui berbagai kebijakan dan instrumen nyata di lingkungan Untirta.
“Kami sudah menumbuhkan berbagai instrumen penting, seperti Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS), Unit Pelaksana Akademik (UPA) Bimbingan Konseling untuk kesehatan mental, serta komunitas mahasiswa anti-radikalisme. Semua ini kami bentuk untuk menjaga lingkungan kampus agar tetap aman, nyaman, dan toleran,” jelasnya.
Rektor juga menegaskan bahwa langkah Untirta sejalan dengan Permendikbud Nomor 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi. Ia menekankan bahwa tidak ada ruang bagi segala bentuk intimidasi atau perilaku kekerasan, baik fisik, verbal, tulisan, maupun di dunia maya.
“Jika ada yang merasa terintimidasi, segera laporkan. Ada hotline, Humas, Satgas PPKS, hingga peer review antar mahasiswa yang siap membantu. Ini semua adalah bagian dari kebijakan institusi untuk menciptakan kampus yang aman, nyaman, dan sehat sesuai visi kami,” tambahnya.
Kegiatan ini menghadirkan Lindung Saut Maruli Sirait, S.E., C.A., CFE., CFrA., Inspektur I Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, beliau menyampaikan bahwa kampus harus menjadi tempat yang aman dan kondusif untuk tumbuhnya ilmu dan karakter, bukan tempat yang memicu trauma dan ketakutan.
“Kampus harus menjadi tempat yang aman dan kondusif untuk tumbuhnya ilmu dan karakter, bukan tempat yang memicu trauma dan ketakutan. Karena itu penting menciptakan lingkungan kampus yang bebas dari segala bentuk kekerasan, diskriminasi, dan perundungan, baik fisik maupun psikis,” tegasnya.
Beliau menekankan bahwa penting bagi seluruh elemen kampus, termasuk mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan, untuk bersatu membangun lingkungan yang sehat, aman, dan nyaman. Satgas perlu digerakkan secara aktif agar proses pembelajaran dapat berlangsung optimal dan setiap sivitas akademika merasa terlindungi.
Seminar ini dihadiri dengan antusias oleh civitas akademika Untirta dan sejumlah tamu undangan. Para peserta aktif mengikuti sesi diskusi dan menyampaikan berbagai pertanyaan terkait isu kekerasan yang mungkin terjadi di lingkungan kampus maupun masyarakat.
Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum penting bagi Untirta untuk memperkuat komitmen bersama dalam menciptakan kampus yang inklusif, tanggap, dan aman, sekaligus menjadi contoh bagi perguruan tinggi lain dalam mendukung terciptanya lingkungan akademik yang sehat dan berkarakter. (Red)








