JAKARTA, biem.co – Permasalahan pembelajaran di kelas yang selama ini membuat hasil belajar siswa menjadi tidak maksimal, menjadi perhatian guru dan dosen LPTK yang bermitra dengan Usaid Prioritas. Kedua pendidik di sekolah dan di perguruan tinggi pencetak guru itu, bekerja sama memecahkan masalah pembelajaran dengan melakukan penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil-hasil yang telah dicapai dalam PTK tersebut, dipaparkan pada Konferensi Nasional Hasil Penelitian Tindakan Kelas Kolaborasi Guru dan Dosen, di Hotel Grand Kemang, Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Acara konferensi nasional PTK yang dihadiri dosen-dosen perwakilan 16 LPTK dan guru-guru dari tujuh provinsi mitra Usaid Prioritas ini membahas berbagai temuan dan hasil penelitian yang berhasil memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas. Seperti penelitian yang dilakukan Pipit Marianingsih, M.Si., dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) sebagai kepala tim peneliti yang membahas tentang penilaian kinerja dengan pendampingan ternyata mampu meningkatkan kemampuan komunikasi tertulis ilmiah siswa. Penelitian ini juga melibatkan Dr. Hepsi Nindiasari, M.Pd, dosen Untirta bersama dua guru SMPN 6 Kota Serang, Sri Sutiyarsih S.Pd., dan Winarsih Puji Priyatno S.Si.
Winarsih, guru IPA SMPN 6 Kota Serang berpendapat bahwa kurang dari 50 persen siswa selama ini masih mendapat nilai 70 untuk kemampuan membaca atau menyajikan data.
“Selama ini banyak siswa di kelas yang kesulitan untuk menuliskan proses pembelajaran seperti menyajikan grafik, tabel, mendeskripsikan hasil, dan menyusun kesimpulan,” kata Winarsih, dalam keterangan pers yang diterima biem.co, Selasa (9/9/2015) siang.
Melalui langkah pendampingan yang spesifik, konsisten, dan intens, ternyata 90 persen siswa berhasil mendapatkan nilai di atas 70. Indikator kemampuan tertulis ilmiah siswa ini terlihat dari lembar kerja siswa yang menunjukkan bahwa perlunya perlakuan atau tindakan yang berbeda sesuai kebutuhan siswa. Guru mengelompokkan siswa berdasarkan kesalahan sejenis yang ditemukan dalam lembar kerja kemudian mendampingi setiap kelompok sehingga terjadi tanya jawab. Tentunya, tahap pendampingan ini mengurangi penjelasan klasikal yang biasa dilakukan guru di kelas.
Kedua guru IPA tersebut juga berhasil mengidentifikasikan pentingnya tutor sebaya dalam menjawab kebutuhan individual siswa dalam kemampuan informasi tertulis ilmiah.
“Setelah saya mendampingi siswa per kelompok, siswa yang mendapatkan nilai terbaik di kelas diminta untuk mendampingi siswa lain yang masih salah dalam menuliskan laporan ilmiahnya,” kata Sutiyarsih menambahkan.
Ade Husnul Mawadah, Spesialis Pelatihan Guru Provinsi Banten Usaid Prioritas yang hadir dalam konferensi tersebut berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas menjadi pengalaman berharga sebagai guru dan dosen agar mulai terlatih mengobeservasi pemasalahan aktual di kelas dan mencoba mengatasinya.
Usaid Prioritas memfasilitasi tenaga pendidik yakni dosen dan guru untuk berkolaborasi mencari solusi pembelajaran lewat penelitian tindakan kelas. Menurut penasihat pembelajaran Usaid Prioritas, Lynne Hill, kerja sama dosen dan guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian bersama dapat menjadi solusi untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran. Beberapa hasil penelitian lain dari 7 provinsi mitra Usaid Prioritas juga disampaikan dalam konferensi nasional pada hari ini untuk memperkaya hasil penelitian yang menjadi rekomendasi perbaikan mutu pembelajaran di kelas. [*]